Saesar Yustiawan, wisudawan terbaik Unpas dengan IPK 4. dan Siti Zainurrahmi, wisudawati terbaik Unpas dengan IPK 4.*
Mahasiswa Universitas Pasundan Bandung lagi-lagi mengukir prestasi di bidang akademik. Kali ini 2 mahasiswa diwisuda dengan prestasi akademik tertinggi yakni IPK 4, pada hari Sabtu 10 Maret 2018 di gedung Sabuga, Bandung. Mereka adalah Saesar Yustiawan lulusan Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Siti Zainurrahmi lulusan Prodi Hubungan Internasional FISIP Unpas. Sementara itu 2 lulusan lainnya lulus mendekati IPK 4 yakni Ayi Amin dari Prodi Magister Manajemen (Pascasarjana) dengan IPK 3,92 dan Muhammad Rida Abas dari Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan IPK 3,90. Mereka diwisuda bersama 1.120 lainnya sebagai wisudawan/wisudawati gelombang II tahun akademik 2017-2018.
Khusus di Fakultas Teknik, ini adalah yang keduakali lulusannya meraih IPK tertinggi. Pada wisuda Sabtu 11 November 2017 yang lalu, Rizky Wirani dari Prodi Teknologi Pangan, Fakultas Teknik Unpas, meraih IPK 4.
Siti Jaenurahmi lulusan Program Studi Hubungan Internasional FISIP Unpas yang memperoleh IPK 4 menyatakan bahwa prestasi tersebut merupakan hasil kerja keras dan pantang menyerah yang dilakoninya selama kuliah. Siti yang asli Medan, lulusan Madrasah Aliyah Negeri, kelahiran 10 April 1997. Ia memang sejak awal bercita-cita ingin masuk ke Prodi Hubungan Internasional.
“Kebetulan salah seorang abang saya pun lulusan Universitas Pasundan, dari Prodi Teknik Informatika. Jadi saya banyak menerima informasi tentang Universitas Pasundan dari abang saya itu, ditambah informasi dari web site Unpas,” ungkap anak bungsu dari empat bersaudara ini. Pada saat lulus dari MAN pun Siti mendapat predikat lulusan terbaik.
Sedangkan Saesar Yustiawan, lulusan terbaik dengan IPK 4.00 dari Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknik Unpas adalah penduduk Kota Cimahi. Ia lulus dari SMKN 11 Bandung, mengambil Program Studi Teknik Informatika. Saesar tidak hanya mencurahkan waktu untuk menyelesaikan kuliah, sebab ia sudah terbiasa mencari penghasilan sendiri.
“Sejak masih di SMK, saya sudah mencoba cari uang dengan memanfaatkan keahlian yang saya peroleh di bidang IT,” ucapnya. Itulah sebabnya, setelah lulus dari SMK ia melanjutkan kuliah di Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung.
Ketika ditanya berapa penghasilannya setiap bulan, Saesar menjawab, “Ya, cukuplah untuk nambah-nambah biaya kuliah. Saya kan hanya bekerja paruh waktu saja.”
Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom menyatakan rasa bangga atas diraihnya prestasi oleh 2 lulusan Unpas itu. “Menyelesaikan studi di Unpas bukanlah pekerjaan mudah. Diperlukan perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit, baik materi mapun non materi. Meskipun demikian, perjuangan yang sesungguhnya adalah bagaimana menghadapi kehidupan dengan segala dinamika dan tantangannya setelah usai diwisuda,” katanya.
“Tantangan tersebut hendaknya dijadikan sebagai tolok ukur bahwa dengan keberhasilan menyelesaikan studi di Unpas ini belum cukup untuk menghadapi dinamika dan tantangan hidup di masyarakat yang cukup kompetitif. Oleh karena itu, kami berharap agar mereka dapat terus menimba ilmu dan mengembangkan diri untuk menghadapi kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat,” ucapnya lagi.
Ketua Prodi Hubungan Internasional FISIP Unpas, Dr. Ade Priangani, M.Si mengatakan, selama menuntut ilmu di Jurusan Hubungan Internasional, Ami (panggilan akrab Siti Zainurrahmi) adalah sosok mahasiswa yang rajin, aktif dan pekerja keras. Aktivitasnya selain di Hima HI juga dipercaya menjadi chairman (pimpinan Sidang) dalam kegiatan Lomba Simulasi Sidang ASEAN baik di tingkat Jawa Barat maupun Banten. Acara tersebut kerjasama antara HI UNPAS, Pemprov Jabar dan Kemenlu RI. Bahkan Kementerian Luar Negeri memuji kemampuan bahasa Inggris yang dimiliki oleh Ami, sebab semua proses jalannya sidang dilakukan dalam bahasa Inggris.
Dalam pergaulan sehari-hari, Ami adalah sosok yang biasa, sama seperti kebanyakan mahasiswa lainnya, namun yang membedakannya adalah waktu belajar dan selalu dilandasi rasa ingin tahu yang tinggi. “Bahkan tidak jarang, dia meminta waktu dosen untuk diskusi baik yang berkaitan dengan mata kuliah ataupun di luar dari materi. Sehingga wajar meraih IPK 4,00, dan ini baru pertama selama saya menjadi dosen di HI UNPAS,” kata Ade Priangani.
Dekan Fakultas Teknik Unpas, Dr. Yusman Taufik, MS juga menyatakan rasa bangga atas prestasi mahasiswanya. Dengan demikian, lulusan terbaik itu menepis tuduhan sebagian mahasiswa bahwa kuliah di Fakultas Teknik Unpas itu sulit. Yusman Taufik menilai, prestasi Saesar Yustiawan patut dijadikan contoh oleh mahasiswa lain sehingga dapat dibuktikan bahwa kuliah di Fakultas Teknik Unpas tidaklah sulit. “Faktanya, ada mahasiswa yang mendapat nilai sempurna. Mudah-mudahan ada lagi yang memperoleh IPK 4 di kemudian hari,” kata Yusman Taufik.***