BANDUNG, unpas.ac.id – Guna meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dosen, terutama kemampuan pedagogik dan kepribadian sosial, Universitas Pasundan kembali membuka Diklat Peningkatan Keterampilan dan Teknik Instruksional (Pekerti) Batch 4.
Partisipasi peserta Diklat Pekerti Batch 4 mencakup 373 orang dari 185 perguruan tinggi di 19 provinsi. Sebelumnya, peserta telah mengikuti bimbingan teknis dan akan menjalani diklat selama enam hari, mulai 4-9 Oktober 2021.
“Instruktur berjumlah 60 orang, fasilitator 22 orang, helpdesk 14 orang, dan panitia 38 orang. Keempat unsur tersebut akan bahu-membahu, membantu melayani peserta menyelesaikan tugas-tugasnya agar di akhir kegiatan dinyatakan lulus dengan cara yang terhormat,” jelas Ketua Pelaksana Diklat Pekerti Unpas Dr. Cartono, M.Pd., M.T., Senin (4/10/2021).
Instruktur yang terlibat merupakan pakar di bidangnya. Dari internal Unpas meliputi Ketua Umum Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si., Rektor Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuy Sp, M.Si., M.Kom., IPU., para Wakil Rektor, dan dosen senior.
Sementara dari eksternal melibatkan Rektor Telkom University, Rektor International Women University (IWU), Warek I Universitas Komputer Indonesia (Unikom), dan guru besar dari berbagai perguruan tinggi yang bermitra dengan Unpas.
Pada sambutannya, Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuy Sp, M.Si., M.Kom., IPU. menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang turut mendukung terselenggaranya diklat. Ia berharap, Diklat Pekerti Batch 4 menjadi upaya untuk membangun kolaborasi, khsusunya dalam pengisian pakta integritas dan melaksanakan 8 Indikator Kinerja Utama.
“Kunci era disrupsi adalah kolaborasi. Hari ini, kita buktikan bersama unsur dosen, perguruan tinggi, instruktur, fasilitator, helpdesk, dan panitia. Mudah-mudahan para dosen muda mampu meningkatkan aspek legalisasi sebagai dosen profesional dan memiliki kompetensi, baik pedagogik, sosial, maupun kepribadian,” ujarnya.
Sub Koordinator Tenaga Pendidik dan Kependidikan LLDIKTI Jabar-Banten Gina Indriani, S.Si., M.T turut memberikan pembekalan kepada peserta Diklat Pekerti Batch 4, terutama mengenai kompetensi dosen dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0.
“Dosen harus mampu merancang proses pembelajaran, melaksanakan pembelajaran secara efektif, dan melakukan evaluasi pembelajaran. Dosen diharapkan memiliki penguatan karakter untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengembangan SDM,” katanya.
Terakhir, Ketua PB Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si.memberikan pengarahan seputar agama, budaya, dan pendidikan. Hal ini penting mengingat masifnya interaksi kultural dan pergeseran nilai, juga perubahan sikap dan perilaku masyarakat.
“Paradoks inilah yang menyebabkan munculnya problem sosial, seperti kesenjangan kehidupan ekonomi, maraknya kejahatan, sikap otoritarian, intoleransi, nir etika politik, dan kerakusan. Selain itu, kapitalisme, konservatisme, neo liberalisme, dan ideologi lainnya yang tidak tampak membuat pendidikan di Indonesia terpisah dari aspek akhlak, moral, dan budaya,” jelasnya.
Dengan demikian, respon dunia pendidikan sangat diperlukan. Di antaranya dengan melakukan pembenahan kurikulum, memperkuat akhlak dan budaya lokal, mengembangkan teknologi informasi dan sistem evaluasi penjaminan mutu sebagai respons terhadap realitas global.
“Pendidikan juga harus lebih peka dan sensitif pada kondisi atau realitas sosial. Nilai-nilai Pancasila perlu diperkuat sebagai penyaring serangan ideologi negatif yang saat ini banyak terjadi di media sosial,” pungkasnya. (Reta)*