BANDUNG, unpas.ac.id – Bagaimana rasanya menjadi mahasiswa Kedokteran di masa pandemi? Bagaimana sistem perkuliahan daring yang diterapkan? Apalagi, Kedokteran sangat lekat dengan praktikum yang mengharuskan mahasiswa hadir di laboratorium.
Selama pandemi, berbagai inovasi dicetuskan Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan guna menghadirkan pembelajaran yang berkualitas. Mahasiswa tetap diwajibkan melakukan praktikum meski tidak langsung di laboratorium.
Adaptasi pendidikan kedokteran di era pandemi Covid-19 dilakukan secara virtual menggunakan alat peraga. Baik dosen maupun mahasiswa dituntut berpikir kreatif, terutama dalam memanfaatkan sarana dan prasarana untuk melakukan latihan skill.
Mahasiswi FK Unpas tahun kedua, Dina Anandita Irawan berbagi cerita selama dirinya menjalani kuliah daring. Praktikum yang semestinya menggunakan alat-alat laboratorium diganti dengan barang-barang yang ada di rumah.

“Untuk latihan menginfus, saya mengganti botol infus dengan botol air mineral. Ketika praktik, saya meminta bantuan orang tua, saudara, bahkan memakai boneka dan guling sebagai pasien,” katanya.
Cerita unik lainnya yaitu saat Dina praktik menyuntik. Ia sempat kesulitan mencari pengganti manekin untuk disuntik, terutama yang memiliki struktur kulit, otot, dan daging seperti manusia.
“Disitulah kita harus kreatif. Akhirnya saya pakai ayam sebagai objek suntik karena strukturnya mirip. Dosen tetap mengawasi dari Zoom dan mengarahkan kita untuk berperan seolah-olah berada di ruang praktik,” lanjutnya.
Dosen juga kerap membuat video demonstrasi keterampilan klinis. Sebelum praktikum, dosen memperagakan praktik-praktik medis untuk diikuti mahasiswa. Menurut Dina, kreativitas dosen sangat diperlukan untuk praktik klinis.
“Walaupun kuliah daring, kompetensi pendidikan Kedokteran tetap menyasar pada praktik langsung terhadap pasien. Karena itulah, kita butuh objek pengganti. Praktik langsung berbeda dengan diagnostik saat belajar virtual,” lanjutnya.
Kemampuan diri pada standar kompetensi dokter, yakni skill dan tata laksana menangani pasien wajib dipahami. Mahasiswa dipastikan terlatih, misalnya praktik merawat luka, memeriksa keluhan pasien, dan lain-lain.
“FK Unpas sangat menekankan mahasiswa untuk menjalin kedekatan dengan pasien lewat komunikasi. Sesuai tujuannya, mahasiswa FK Unpas dibentuk sebagai calon dokter yang bernilai SAHAM, yaitu someah, akhlakul karimah, handap asor, dan motekar. Ini betul-betul saya rasakan meskipun praktikum di rumah,” tutupnya. (Reta)*