Dirjen Sumber Daya Iptek pada Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Prof. Dr. Ali Ghufron, Ph.D menegaskan, banyak dosen kita yang “tidur”, dalam arti tidak menulis karya ilmiah yang dipublikasikan di jurnal terakreditasi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Dikatakan Dirjen bahwa publikasi ilmiah yang dilakukan dosen di Indonesia masih rendah, serta jauh tertinggal oleh Malaysia. “Padahal, jumlah dosen di Indonesia jauh lebih banyak yakni terdapat 5.216 profesor, ditambah 31 ribuan Lektor Kepala,” ucapnya.
Hal itu ditegaskan Dirjen di aula Kampus IV Universitas Pasundan Jl. Setiabudhi, Bandung, Selasa 28 Februari 2017 pada acara “Pencerahan dan Pembinaan Kualitas SDM Perguruan Tinggi” sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Ristek Dikti No. 20 Tahun 2017 tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Profesor. Dirjen didampingi Direktur Karier dan Kompetensi SDM Kemenristek Dikti, Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd.
Pencerahan itu dihadiri Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom, Koordinator Kopertis Jawa Barat dan Banten Prof. Dr. H. Abdul Halim Hakim, puluhan Guru Besar dan ratusan dosen Universitas Pasundan Bandung.
Prof. Ali Ghufron tak henti-hentinya mendorong penciptaan budaya ilmiah di kalangan dosen, yang dinilainya punya potensi luar biasa.
“Kita punya lima ribuan profesor, dan 31 ribuan Lektor Kepala. Andai setiap guru besar doktor atau Lektor Kepala mempublikasikan satu saja karya ilmiahnya dalam setahun pada jurnal internasional, wah, itu merupakan jumlah yang sangat besar,” ucapnya lagi.
Menghadap lensa, dari kiri : Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom, Direktur Karier dan Kompetensi SDM Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd, dan Dirjen Sumber Daya Imptek Prof. dr. Ali Ghufron, Ph.D memberikan pencerahan kepada ratusan dosen Unpas di aula Kampus IV Unpas Jl. Setiabudhi 193 Bandung, Selasa 28 Februari 2017.*
Dari kanan : Dirjen Sumber Daya Imptek Kemenristek Dikti, Prof. dr. Ali Ghufron, Ph.D, Direktur Karier dan Kompetensi SDM Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd dan Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom, pada acara Pencerahan & Pembinaan Kualitas SDM Perguruan Tinggi, di aula Kampus IV Unpas Jl. Setiabudhi 193 Bandung, Selasa 28 Februari 2017.*
Dirjen menegaskan, perguruan tinggi yang hebat memerlukan dosen yang hebat yakni punya banyak profesor dan doktor yang berkualitas. Ia menyebut Universitas Pasundan sebagai perguruan tinggi yang bagus karena punya 34 profesor dan 145 doktor, terbanyak di wilayah Kopertis Jawa Barat dan Banten. Itulah sebabnya pihaknya sangat mendorong Unpas untuk menambah jumlah profesor, karena saat ini ada perubahan yang cukup signifikan dalam pengurusan Lektor Kepala menjadi Guru Besar (profesor). “Dulu, untuk mengurus usulan hingga mendapat gelar profesor butuh waktu antara dua hingga enam tahun. Tapi kini cukup dengan dua bulan saja asalkan sudah memenuhi syarat yang ditentukan,” ucapnya. Percepatan ini dimungkinkan karena sekarang dilakukan secara online, sedangkan dulu masih menggunakan berkas. Dengan demikian, pengajuan sekarang lebih simpel.
Rektor Universitas Pasundan, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom mengemukakan, di universitas yang dipimpinnya banyak dosen berpangkat Lektor Kepala yang sudah saatnya menjadi Guru Besar. Dari 145 doktor yang bertugas di Unpas, ada 6 orang yang sudah diajukan menjadi Guru Besar dan diharapkan tahun 2017 ini dikabulkan oleh Kemenristek Dikti.***