BANDUNG, unpas.ac.id – Anies Bubble ramai di X (Twitter), Prabowo Gemoy di TikTok, dan Ganjar merakyat di Instagram merupakan strategi politik yang bertujuan untuk mencapai dan mempengaruhi berbagai segmen pemilih, termasuk Gen Z.
Agar Gen Z tidak salah memilih presiden dan wakilnya, serta partai politik, mereka sebaiknya dibekali dengan kemampuan matematika politik, sebuah cabang ilmu yang membahas bagaimana prinsip-prinsip matematika dapat diterapkan untuk menganalisis fenomena politik. Ilmu matematika politik dapat memberikan mereka landasan pengetahuan dan keterampilan analitis yang diperlukan.
Menurut Guru Besar Pendidikan Matematika Universitas Pasundan, Prof. Dr. R. Poppy Yaniawati, M.Pd., dengan mengintegrasikan matematika politik dalam pendidikan politik, masyarakat bisa lebih cakap dalam memahami dan menganalisis isu-isu politik. Matematika politik membantu mereka membuat keputusan yang informasional, serta merangsang minat mereka untuk berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi.
“Persepsi awal mungkin membuat kita bertanya-tanya, bagaimana mungkin matematika, sebuah disiplin ilmu yang sering dihubungkan dengan logika dan angka dapat berkaitan erat dengan dunia politik yang kompleks dan penuh dengan dinamika manusiawi? Jawabannya terletak pada fakta bahwa politik pada dasarnya adalah ilmu perilaku manusia yang dapat diukur, dianalisis, dan dimodelkan dengan menggunakan prinsip-prinsip matematika,” jelasnya, Senin (12/2/2024).
Analisis statistik dalam politik
Hal ini menjadi aspek utama “matematika politik” yang menerapkan statistik untuk menganalisis fenomena politik. Pemilihan umum jadi contoh eksperimen sosial besar, dan statistik dimungkinkan dapat memahami perilaku pemilih, tren pemilihan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemilihan. Polling juga menjadi bagian penting, di mana matematika membantu menginterpretasikan data survei dan meramalkan hasil pemilihan.
Teori game dalam analisis konflik politik
Teori game yang umumnya digunakan dalam ekonomi dan matematika murni, ternyata memiliki aplikasi yang kuat dalam menganalisis konflik dan kerja sama dalam politik. Aktor politik, seperti negarawan atau partai politik, dianggap sebagai pemain dalam “permainan” politik.
“Mereka membuat keputusan-keputusan yang saling memengaruhi. Matematika membantu kita memahami strategi optimal dalam situasi seperti negosiasi politik internal maupun internasional,” ujarnya.
Analisis jaringan politik
Matematika politik juga mencakup analisis jaringan, di mana hubungan dan interaksi antar aktor politik direpresentasikan sebagai simpul-simpul dan ikatan-ikatan dalam graf. Dengan memodelkan struktur ini, masyarakat dapat memahami cara informasi dan pengaruh di antara kelompok-kelompok politik, partai, dan individu. Analisis jaringan memberikan wawasan tentang kekuatan dan dinamika di dalam dunia politik.
Pengambilan keputusan politik
Keputusan seringkali diambil berdasarkan pertimbangan matematis, seperti analisis cost-benefit atau pemodelan risiko. Matematika membantu mengidentifikasi opsi terbaik dan memahami implikasi kebijakan secara kuantitatif. Dalam hal ini, keputusan politik tidak hanya bersifat ideologis atau emosional, tetapi juga didasarkan pada evaluasi matematis.
Meskipun “matematika politik” memberikan landasan analitis yang kuat, namun penting untuk diingat bahwa dinamika sosial dan manusiawi tidak selalu dapat diukur secara akurat oleh angka dan rumus.
“Oleh karena itu, sementara matematika memberikan perspektif yang berharga, kebijaksanaan manusiawi dan aspek kualitatif tetap diperlukan untuk pemahaman menyeluruh tentang politik. Dengan merangkul kedua pendekatan ini, kita dapat mencapai pemahaman yang mendalam tentang dinamika politik yang kompleks,” paparnya.
Integrasi kurikulum
Pendidikan politik di Indonesia adalah suatu hal yang terus berkembang, tetapi masih banyak generasi muda yang kurang memiliki pemahaman yang cukup tentang politik. Terlebih, keputusan politik memegang peranan krusial dalam membentuk masa depan negara. Salah satu pendekatan yang dapat diambil untuk meningkatkan pemahaman politik peserta didik adalah dengan memperkenalkan konsep matematika politik dalam kurikulum pendidikan politik.
Konsep matematika politik tidak mengacu pada perhitungan matematika yang rumit, melainkan pada pemahaman bahwa keputusan politik seringkali melibatkan angka dan statistik.
“Dalam dunia politik, data dan angka dapat memberikan gambaran yang jelas tentang realitas sosial, ekonomi, dan politik. Oleh karena itu, memasukkan keterampilan analisis data dan pemahaman statistik dalam kurikulum politik dapat membantu masyarakat membaca kebijakan publik dengan lebih kritis,” sambung Prof. Poppy.
Di sisi lain, matematika politik berkaitan dengan pemahaman strategi dan taktik dalam dunia politik. Pendidikan politik seharusnya tidak hanya menyajikan fakta dan informasi, tetapi memberikan wawasan tentang bagaimana politik dijalankan. Konsep ini mencakup pemahaman tentang kampanye politik, strategi komunikasi, dan analisis kebijakan.
“Dengan memahami politik sebagai permainan strategi, masyarakat bisa lebih mudah melihat bagaimana pemimpin dan partai politik berusaha memengaruhi pendapat publik. Melalui pemahaman ini, generasi muda dapat menjadi lebih cerdas dan kritis dalam menilai pesan politik dan memahami kepentingan di balik retorika,” tegasnya.
Dengan mengintegrasikan matematika politik ke dalam kurikulum pendidikan politik, harapannya adalah generasi muda Indonesia akan menjadi lebih cakap dan kritis dalam menyikapi politik. Mereka akan dapat menilai calon pemimpin berdasarkan bukti dan data, serta memahami dinamika politik dengan lebih mendalam.
“Dengan demikian, kita dapat membentuk generasi yang lebih siap menghadapi kompleksitas politik dan berkontribusi pada perubahan positif dalam masyarakat,” tandasnya.