BANDUNG, unpas.ac.id – Akhir Juli 2021 lalu, Dekan Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (FISS) Universitas Pasundan, Dr. Hj. Senny Suzanna Alwasilah, S.S., M.Pd bertolak ke Amerika Serikat sebagai Visiting Scholar dengan Beasiswa Fulbright yang didanai pemerintah AS melalui lembaga AMINEF (American-Indonesian Exchange Foundation).
Ia menetap selama tiga bulan untuk melakukan research di fall semester di School of Education, Indiana University. Baru-baru ini, dirinya bertemu dengan Dekan School of Education Indiana University Dr. Anastasia S. Morrone, salah satu agendanya membahas penjajakan kerja sama, khususnya dalam pengembangan jurnal, narasumber webinar, serta pertukaran dosen dan mahasiswa.
“Pembuatan MoU biasanya memakan waktu beberapa bulan bahkan bisa lebih dari setahun, karena perlu pengesahan Rektor dan Board of Trustees. Dalam waktu dekat, saya juga ingin menjajaki beasiswa untuk dosen dan mahasiswa melalui Kedutaan Besar AS,” terangnya, Jumat (15/10/2021).
Tidak hanya untuk kepentingan penelitian, kedatangannya ke Kota Blomingtoon juga dioptimalkan agar dosen di lingkungan FISS khususnya dapat melakukan penelitian di Negeri Paman Sam, karena peluangnya cukup besar meski akan sangat kompetitif.
Disinggung soal perkembangan pendidikan di AS selama masa pandemi Covid-19, ia mengatakan sistem pembelajaran yang diterapkan tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Dampak pandemi Covid-19 mengharuskan siswa maupun mahasiswa untuk belajar secara daring.
“Mulai semester ini, Indiana University sudah melaksanakan kuliah tatap muka. Namun, masih ada kelas online untuk mahasiswa yang tinggal di luar kota atau luar negeri,” lanjutnya.
Tak mau menyia-nyiakan waktu, ia memadatkan kegiatannya dengan membuat sejumlah karya sastra. Meski bukan kali pertama bertandang ke AS, ia juga menulis buku kumpulan feature tentang pengalamannya selama tinggal di Kota Bloomington.
“Selain menulis feature, saya juga akan membuat buku puisi bersama teman kuliah dari Cina, Zixi Li dan menulis Haiku (puisi Jepang berstruktur 5-7-5 suku kata) dengan Dr. Sharon Pugh, dosen yang dulu menjadi pembimbing suami saya ketika menempuh studi di Indiana University,” katanya.
Buku kumpulan Haiku tersebut bahkan sudah selesai ditulis dan tinggal proses penyuntingan. Menurutnya, menulis Haiku butuh ketekunan dan latihan rutin, sebab isi pesan dan konklusi mesti tersampaikan hanya dalam tiga bait singkat. Belum lagi, Haiku harus mengandung Kigo (kata yang melambangkan musim atau alam).
“Semoga penjajakan kerja sama ini mampu memberikan hasil terbaik bagi kemajuaan FISS khususnya dan Universitas Pasundan umumnya,” pungkasnya. (Reta)*