Pameran Ilustrasi Sunda dan lokakarya yang digagas Prodi Disain Komunikasi Visual (DKV) yang berada di lingkungan Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (FISS) dengan Lembaga Budaya Sunda (LBS) Unpas.*
Terpajang 27 gambar yang menyiratkan “rasa” Sunda. Meski tanpa paduan aneka warna, karena hanya hitam putih, namun memberikan efek dan suasana lain bagi yang memilhatnya.
Demikian kesan yang dapat ditangkap pada saat berlangsung pameran Ilustrasi Sunda yang digagas Prodi Disain Komunikasi Visual (DKV) yang berada di lingkungan Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (FISS) dengan Lembaga Budaya Sunda (LBS) Unpas.
Pameran dilaksanakan di aula Oto Iskandar di Nata, Kampus IV Unpas, Jalan Dr. Setiabudhi 193 Bandung, dengan menampilkan karya-karya ilustrator Ayi R. Sacadipura, tanggal 14-19 Desember 2017. Acara tersebut masih terkait dengan rangkaian perayaan dies natalis Unpas ke-57. Acaranya langsung dibuka oleh Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp., M.Si., M.Kom. Setelah itu dilanjutkan seminar dan lokakarya tentang ilustrasi, menampilkan tiga narasumber, yaitu Taufan Hidayatullah, M.Ds. (Aspek Humoritas dina Ilustrasi karya Ayi R. Sacadipura), Drs. Iska Perkasa (Nuansa Sunda dalam ilustrasi), dan Drs. H. Agus Setiawan, M.Sn. (Visualisasi karakter Sunda), dimoderatori oleh Agustina Kusuma Dewi, S.Sos., M.Ds.
Kegiatan lokakarya dilaksanakan pada keesokan harinya, pesertanya adalah mahasiswa DKV dan murid SMA Pasundan 3 Bandung. Adapun yang menjadi instrukturnya adalah Ayi R. Sacadipura. S.Pd. dan Purmaningrum Maeni, S.Sn., M.Ds.
Prof. Eddy Jusuf menyambut baik atas terselenggaranya acara pameran dimaksud. “Melalui kegiatan ini, diharapkan peserta seminar dan lokakarya mendapat tambahan pengetahuan dan pengalaman yang terkait pada bidang disain komunikasi visual. Kegiatan ini menjadi penting, khusus kalau dikaitkan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini yang mengedepankan aspek-aspek visual dari kehidupan masyarakat. Adapun di Unpas, sesuai dengan visi dan misinya, yang dijadikan pijakan adalah budaya Sunda dengan segala aspeknya yang berkembang di masyarakat,” ucapnya.
Sekira 20 tahun, Ayi Sacadipura bergelut dengan ilustrasi Sunda. Karya-karyanya menghiasi beberapa penerbitan media massa berbahasa Sunda (Mangle, Sunda Midang, Cupumanik, Jaleuleu) dan buku-buku terbitan Kiblat, Pusataka Jaya, serta Geger Sunten. Selain itu, juga untuk media massa berrbahasa Indonesia. Bahkan karya Ayi pernah menghiasi majalah Zenith yang terbit di Jerman.
Ayi mengawali karirnya sebagai ilustrator dengan membuat karya secara manual. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kini Ayi membuat karya dibarengi dengan menggunakan teknologi digital melalui komputer.
Ketua LBS Unpas, Dr. Hawe Setiawan, M.Sn. menyebutkan bahwa Aya Sacadipura termasuk ilustrator produktif yang karya-karyanya dalam beberapa hal mewakili aspek visual budaya Sunda. Ilustrasi dapat dibaca sebagai etnografi tanah dan manusi serta budayanya, baik pada masa lalu maupun zaman sekarang.
Ayi menuturkan pengalamannya bahwa dirinya hingga saat ini sudah membuat lebih dari seribu ilustrasi. “Tugas ilustrator yang saya pahami yaitu untuk memperjelas naskah atau tulisan. Selain itu, juga berfungsi untuk mengimbangi atau menghiasi isi cerita, khususnya yang dianggap kurang bermutu,” ucapnya.
Makanya, jika sebelum membuat ilustrasi atas sebuah naskah, sebelumnya Ayi harus membaca dan mendalami isinya terlebih dahulu. Berangkat dari pemahaman itu, ia berusaha melatih penguasaan gambar obyek-obyek dasar, seperti gambar bentuk, figur, model, anatomi, dan perspektif. Selain imajinasi, tentu sangat diperlukan kuatnya referensi.
Ayi yak pernah berhenti belajar dari para ilustrator senior, khususnya dari karya-karya Onong Nugraha yang dianggap tonggak dalam memvisualkan sosok manusia Sunda beserta kebudayaannya. Selain itu, Ayi menyukai karya ilustrator Belanda W.K. de Bruin (1871-1945), yang terdapat pada buku Roesdi jeung Misnem, yaitu buku pelajaran bahasa Sunda yang diterbitkan pada zaman kolonial.*** (TS)