BANDUNG, unpas.ac .id – Universitas Pasundan melalui Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Syiar Islam (LPPSI) memperingati Nuzulul Quran atau peristiwa turunnya Alquran dengan tausiah Ramadan.
Peringatan Nuzulul Quran merupakan salah satu agenda Kajian Islam Ramadan (Kaisar) yang digagas LPPSI untuk memberikan siraman rohani dan mengingatkan kembali esensi Nuzulul Quran.
Acara digelar secara hybrid dan dipusatkan di Mandala Saba Ir. H. Djuanda, Kampus Tamansari No 6-8, Bandung, Rabu (20/4/2022). Peringatan Nuzulul Quran kali ini spesial karena menghadirkan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin sebagai penceramah.
Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU yang tengah menjalankan ibadah umrah di tanah suci Makkah menekankan kepada seluruh civitas akademika untuk mengamalkan nilai-nilai Alquran dan membangun spirit agar terhindar dari keterpurukan.
“Perintah membaca Alquran bukan hanya perintah individual kepada Rasulullah, tapi juga perintah kolektif pada umat muslim. Mudah-mudahan, peringatan Nuzulul Quran berbasis IPTEK menjadi aktivitas yang mendorong terjadinya transformasi sosial,” katanya.
Din Syamsudin pada kesempatan ceramahnya mengatakan, pesan Alquran begitu kuat mendorong umat Islam agar mengalami kemajuan dalam peradabannya. Iman, ilmu, dan amal yang terkandung dalam Alquran akan membawa umat Islam menjadi umat terbaik.
“Nuzulul Quran adalah peristiwa kerahmatan yang menandakan hidayah dari Allah. Dimensi rahmat yang mencakup indrawi, naluri, dan akal sebetulnya sangat cukup bagi manusia untuk mencapai kebenaran,” ujarnya.
Namun, manusia diciptakan dengan hawa nafsu yang sering kali membuat manusia sulit mencapai kebenaran. Maka, diturunkanlah wahyu sebagai hidayah kedua untuk membentuk kepribadian manusia yang paripurna.
Alquran mengandung petunjuk sekaligus nilai pembeda antara kebenaran dan kemungkaran. Islam dan Alquran turun karena cinta Ilahiyah. Jika bisa memahaminya, niscaya manusia akan mendalaminya dengan cinta.
“Dua rahmat itu jadi bekal kehidupan yang wajib disyukuri. Jangan ragu untuk back to Alquran. Beri tempat untuk agama, jangan terjebak dan menjadikan Islam sebatas ritual beribadah,” tegasnya.
Ia mengimbau, Nuzulul Quran hendaknya diperingati dengan upaya memahami dan mengamalkan Alquran untuk membangun kebudayaan dan peradaban Islam di tengah kehidupan sehari-hari. (Reta)*