BANDUNG, unpas.ac.id – Program studi Ilmu Komunikasi jadi salah satu prodi yang populer dan banyak diincar.
Hampir di seluruh perguruan tinggi, prodi Ilmu Komunikasi selalu berada di posisi teratas dengan jumlah peminat terbanyak, termasuk prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pasundan.
Hal itu wajar karena prospek kerja bagi lulusan Ilmu Komunikasi sangat fleksibel. Lulusan Ilmu Komunikasi bisa berkarier di berbagai sektor pekerjaan, di antaranya industri kreatif, event dan media planner, marketing, dan sektor lainnya.
Di sisi lain, tingginya peminat prodi Ilmu Komunikasi menyebabkan kompetisi di lapangan semakin ketat. Kondisi ini menuntut lulusan Ilmu Komunikasi untuk memperbanyak soft skill dan pengetahuan agar dapat memperkuat kompetensinya.
Menyikapi tantangan tersebut, Kaprodi Ilmu Komunikasi FISIP Unpas Dr. H. Rasman Sonjaya, M.I.Kom. mengatakan, pihaknya akan segera menggagas akreditasi internasional guna memperkuat branding Ilmu Komunikasi FISIP Unpas.
“Ini upaya kami supaya lulusan Ilmu Komunikasi FISIP Unpas tidak kalah saing dan stand out di antara kompetitor yang lain,” jelasnya, Rabu (25/1/2023).
Bekali SKPI
Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Unpas juga membekali mahasiswa dengan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) yang berisi pencapaian akademik dan pembelajaran, serta kualifikasi lulusan yang diperkuat melalui kegiatan di lab, workshop, seminar, dan sebagainya.
“Tidak bisa dinafikkan bahwa kompetisi ada di mana-mana. Untuk itu, kita harus punya keunggulan untuk menghadapi kompetisi itu,” tuturnya.
Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Unpas juga terus melakukan pemutakhiran kurikulum dan mengadakan pelatihan bagi mahasiswa semester akhir, baik dalam bidang public relation, jurnalistik, public speaking, maupun digital marketing.
Pada Maret-April 2023 mendatang, mahasiswa angkatan 2019 menjadi lulusan pertama yang dibekali SKPI di samping ijazah dan transkrip nilai. SKPI memberikan nilai tambah bagi lulusan, sehingga diharapkan mampu bersaing di dunia kerja.
“Kita berupaya merawat apa yang sudah dimiliki, mengembangkan yang belum kita punya, dan berusaha naik level. Jadi tidak hanya di lingkup nasional saja, tapi mulai ke level internasional agar daya kompetisi makin tinggi,” tutupnya. (Reta)**