BANDUNG, unpas.ac.id – Rektor Universitas Pasundan Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU menjadi pembicara pada konferensi internasional “Sustainable Education and Human Capital Support in EU Countries” yang diselenggarakan RUDN University Rusia dan Universitas Narotama Surabaya, Sabtu (4/9/2021).
Rektor mengangkat presentasi berjudul “Human Capital and Quality Education”. Dalam pemaparannya, Rektor menyebut bahwa human capital atau modal manusia yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan kesehatan merupakan pendorong utama bagi pertumbuhan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan.
Menurutnya, modal manusia menjadi kunci terwujudnya masyarakat yang produktif. Sayangnya, di negara-negara berkembang, modal manusia masih cenderung timpang. Ketimpangan ini semakin tajam di tengah cepatnya perubahan global, terutama di bidang teknologi, demografi, dan iklim.
“Konflik dan pandemi memiliki efek signifikan bagi modal manusia sebagai akibat dari hilangnya tempat tinggal, serta langkanya akses pada layanan kesehatan dan pendidikan. Dampak tersebut akan memengaruhi kehidupan, sehingga dapat mengurangi produktivitas di masa depan,” terangnya.
Jika menilik Sustainable Development Goals (SDGs), pendidikan dan pelatihan merupakan aspek kunci dalam pembangunan manusia di segala level. Beberapa target yang hendak disasar di antaranya mewujudkan pendidikan berkualitas di berbagai tingkat dan memberikan kesempatan belajar sepanjang hayat.
“Di samping itu, mendorong anak muda untuk memiliki kemampuan relevan di dunia kerja dan kewirausahaan, menghapus diskriminasi, serta mengutamakan peran pendidikan demi tercapainya pembangunan berkelanjutan,” lanjutnya.
Mengacu pada data “Reflecion Paper: Towards a Sustainable Europe by 2030”, pencapaian pendidikan berkualitas di negara-negara Eropa secara keseluruhan menunjukkan tren positif. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan partisipasi pendidikan anak usia dini hingga 95 persen. Sementara 80,2 persen lulusan perguruan tinggi berhasil terserap di dunia kerja.
Saat ini, Kemendikbudristek tengah fokus pada penciptaan SDM unggul dalam lima tahun ke depan. Fokus tersebut sejalan dengan era revolusi industri 4.0 yang banyak mengubah kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan pendidikan.
“Perguruan tinggi harus mampu menyiapkan mahasiswanya untuk menjadi pembelajar seumur hidup (lifelong learner), terampil, lentur, dan ulet. Atas dasar itulah, Kemendikbudristek mengeluarkan dan menerapkan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) sebagai kebijakan baru di level pendidikan tinggi,” tutupnya. (Reta)*