BANDUNG, unpas.ac.id – Traktor portabel multifungsi buatan Teknik Mesin Universitas Pasundan kini tengah dikembangkan menjadi mode elektrik. Saat ini, traktor gendong yang dinamakan TractorPack tersebut masih dalam tahap pembuatan prototipe dan uji coba perakitan baterai.
Nantinya, bentuk traktor elektrik masih tetap sama dengan traktor yang mesinnya menggunakan bahan bakar. Perbedaannya ada pada motor listrik yang difungsikan sebagai penggerak.
Teknisi dan Development TractorPack Iwan Nugraha mengatakan, traktor belum diuji coba di lahan, hanya baru dikoneksikan dengan motor penggerak listrik.
“Traktor sudah pernah dikoneksikan dengan motor penggerak, tapi kita belum dapat yang pas. Jadi masih uji coba dan ada konsentrasi ke alat lain yang electrical,” jelas Iwan di workshop Tractorpack, Jalan Kiputih I, Ciumbuleuit, Bandung, Kamis (4/3/2021).
Jika pembuatan traktor elektrik bisa terealisasi, maka bahan bakar akan diganti dengan motor penggerak listrik yang baterainya dapat di-charge.
“Rencana untuk beralih ke elektrik diupayakan secepatnya. Sekarang kita sedang membuat prototipe tapi baterainya masih impor. Jadi, kita juga mencoba merakit baterai dengan daya yang besar tapi lebih murah,” katanya.
Hingga saat ini, TractorPack yang menggunakan bahan bakar masih terus dikembangkan. Terutama pada bagian gearbox atau transmisi manual untuk mengatur kecepatan gerak dan torsi.
Menurut Iwan, traktor ini belum sepenuhnya sempurna, sehingga masih memerlukan beberapa perbaikan. Salah satunya mereduksi gearbox dengan tidak memilih mesin yang terlalu besar, namun energi yang dikeluarkan cukup.
Sejauh ini, TractorPack baru bisa digunakan untuk lahan pascapanen. Sedangkan untuk membuka lahan baru, pengoperasian TractorPack masih perlu dibantu alat babat rumput dan operator guna mengumpulkan rumput dan ranting-ranting.
“TractorPack ini untuk lahan pascapanen seperti ladang atau kebun yang medannya sulit dilewati traktor besar. Kalau lahan baru kita juga agak kesulitan, dioperasikan malah jadi tidak efisien waktunya, lama untuk membetulkan blade (bilah traktor) yang tersangkut rumput,” tambah Iwan.
Kendati demikian, menurut Staf Marketing dan Workshop Ari Wahyu Perdana, TractorPack sudah banyak diminati masyarakat. Melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Riset dan Teknologi, TractorPack disalurkan kepada petani-petani di beberapa daerah di Indonesia.
“Sasaran kita lebih ke instansi. Jadi, dari instansi langsung diserahkan ke operator atau petani, bukan dari petaninya langsung ke sini,” katanya.
Ari berharap, tahun ini jumlah pesanan tidak menurun meskipun masih pandemi. Ditambah, sekarang juga tengah mengembangkan penyemprot (sprayer) hama untuk bisa difungsikan menjadi pompa pemadam kebakaran portabel .
“Tahun ini sudah ada pesanan, rencananya kami juga mau mengembangkan sprayer. Tapi, berhubung pandemi jadi kami mengalami kendala dan kesulitan karena harus melakukan sosialisasi untuk penggunaan alat,” tutup Ari. (Reta Amaliyah S)