SDM yang terdidik dan trampil adalah pilar kemajuan bangsa. Demikian dikatakan Wagub Jabar, H. Deddy Mizwar, S.Sn., SE, MIP pada saat memberikan sambutan pada acara wisuda Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Sabtu 11 November 2017 di gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jl. Tamansari, Bandung.
Wagub Jabar yang lebih akrab disapa Demiz selanjutnya menegaskan bahwa memasuki tahun 2020 hingga 2035 mendatang, Indonesia akan mendapat bonus demografi, yaitu bertambahnya penduduk rentang usia 15-64 tahun, sekitar 70 persen dari populasi penduduk.
“Tapi, jumlah yang besar tidaklah cukup, sebab harus dibarengi kemampuan daya saing. Saat ini, dari 107 negara, Indonesia berada pada posisi ke-36. Sedangkan di tingkat ASEAN berada pada urutan keempat,” ucapnya lagi.
Wagub menaruh harapan, wisuda Unpas menjadi bagian dari langkah kita dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas. Seraya dikatakan bahwa pada tahun 2030, kemajuan Indonesia akan berada pada urutan ketujuh dari semua negara di dunia. “Saat itu, kita membutuhkan 117 juta tenaga terampil,” katanya.
Di pihak lain, Pemprov Jabar terus berupaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang indikatornya adalah pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakat. “Untuk pendidikan, diharapkan Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi mampu mencapai angka 70. Untuk itulah perguruan tinggi di Jawa Barat mendapat bantuan dari Pemprov Jabar, yaitu berupa penambahan ruang kelas baru dan pemberian beasiswa.
Karena itu, Unpas diharapkan semakin memperkuat perannya dalam menyiapkan SDM terdidik dan terampil. Apalagi jika mengingat kondisi Unpas saat ini yang merupakan PTS terbesar di Jawa Barat.
“SDM yang berjiwa wirausaha, agar dunia usaha kita meningkat hingga mencapai empat persen dari total penduduk. Sekarang, angkanya baru mencapai 3,1 persen, masih tertinggal oleh beberapana negara anggota ASEAN lainnya. Diharapkan, lulusan Unpas lebih banyak yang menjadi pengusaha. Sebab, sebagaimana dikatakan dalam hadist Nabi, dari sepuluh rezeki yang disebar Tuhan, sembilan di antaranya disediakan bagi orang yang bergerak di dunia usaha. Sedangkan yang satu persen sesisanya diperuntukkan bagi para pegawai, termasuk buruh,” ucapnya lagi.
Lulusan Terbaik
Wisuda Unpas Gelombang I Tahun Akademik 2017/2018 diikuti oleh 1.514 lulusan, yang terdiri atas sarjana, magister, dan doktor. Demikian disampaikan Ketua Panitia Wisuda yang juga merangkap Warek I Unpas, Dr. Jaja Suteja, SE, M.Si.
Lulusan terbanyak dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), yaitu sebanyak 690 orang.
Untuk wisuda kali ini ada yang mendapat IPK 4,00, yaitu Rizky Wirani, dari Prodi Teknologi Pangan yang berada di lingkungan Fakultas Teknik. Jumlah lulusan dari fakultas ini menempati urutan ketiga, yaitu 175 orang. Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) berada pada urutan keempat, dengan jumlah lulusan 155 orang. Adapun predikat lulusan terbaik diraih Intan Agustin dari Prodi Manejemen, dengan IPK 3,93.
Fakultas Hukum (FH) melulusan 105 orang, dengan lulusan terbaiknya Aisha Rayyan, dari Ilmu Hukum, dengan IPK 3,70. Sedangkan Fakultas Ilmu Seni dan Sastra meluluskan 22 orang, dengan lulusan terbaiknya Kabella Ayu, dari Prodi Sastra Inggris, dengan IPK 3,60.
Untuk Program Magister adalah sebagai berikut:
Magister Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik melulusan 15 orang, dengan lulusan terbaiknya Deden Rusyana (IPK 3,79). Magister Manajemen meluluskan 41 orang, dengan lulusan terbaiknya Umi Sumarsoh (IPK 3,90). Magister Manajemen Teknik dan Manajemen Industri meluluskan tiga orang, dengan lulusan terbaiknya Irwan (IPK 3,71).
Selanjutnya, Magister Ilmu Hukum meluluskan 17 orang, dengan lulusan terbaiknya Sri Wahyuningsih (IPK 3,81). Magister Teknologi Pangan meluluskan tiga orang, dengan lulusan terbaiknya M. Fariz Fadillah (IPK 3,66). Magister Pendidikan Matematika meluluskan 14 orang, dengan lulusan terbaiknya Mira Mariani (IPK 3,85). Magister Pendidikan Teknik Mesin meluluskan tiga orang, dengan lulusan terbaiknya Audi Mufti Siregar (IPK 3,14). Magister Ilmu Komunikasi meluluskan tujuh orang, dengan lulusan terbaiknya Harminus (IPK 3,67). Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia meluluskantiga orang, dengan lulusan terbaiknya Guntari Kurnia (IPK 3,79).
Sedangkan untuk Program Doktor adalah sebagai berikut:
Doktor Ilmu Manajemen meluluskan enam orang, dengan lulusan terbaiknya Machasin (IPK 3,70). Doktor Ilmu Sosial meluluskan sembilan orang, dengan lulusan terbaiknya Rusli Za Nasution (IPK 3,79). Doktor Ilmu Hukum meluluskan seorang, Sepranandja (IPK 3,86).
Ciptakan Lapangan Kerja
Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp., M.Si., M.Kom. menyampaikan pada pidatonya bahwa wisuda merupakan suatu peristiwa yang cukup penting dan berkesan dalam perjalanan kehidupan wisudawan/wati. Hal ini merupakan bukti adanya kesungguhan dan perjuangan para wisudawan/wati dalam memberikan makna penting bagi para orang tua mapun para wisudawan/wati itu sendiri.
“Wisuda ini bukan merupakan akhir dari sebuah perjuangan, melainkan justru merupakan awal dalam menghadapi pencarian realitas hidup yang sebenarnya,” ucap Prof. Eddy Jusuf. Diakuinya pula, menyelesaikan studi di Unpas bukan persoalan mudah, karena diperlukan perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit, baik materi maupun non materi. Tetapi meskipun demikian, perjuangan yang sesungguhnya adalah bagaimana menghadapi kehidupan dengan segala dinamika dan tantangannya.
Selanjutnya ditegaskan pula bahwa keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan terletak pada kualitas SDM yang unggul. “Oleh karena itu, pembangunan manusia harus merupakan ujung tombak strategi pembangunan berkelanjutan. Mengingat kunci pembangunan manusia di era Ekonomi Bebasis Pengetahuan adalah pendidikan, maka pendidikan sebagai suatu keharusan investasi jangka panjang, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang memiliki jati diri, nilai luhur, serta budaya bangsa yang produktif dan kompetitif,” katanya.
Pendidikan tinggi dan riset teknologi diarahkan untuk meningkatkan daya saing sehingga mampu menghasilkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya untuk kemandirian. Pengembangan unggulan diarahkan pada bidang-bidang yang relevan terhadap kepentingan masyarakat dan bangsa, khususnya yang dapat memberikan nilai tambah pada hasil sumber daya alam secara berkelanjutan, serta mengurangi ketergantungan pada pihak luar.
Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan, yang juga merangkap Ketua Senat Unpas, Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi, M.Si menyatakan, wisuda Unpas kali ini dilaksanakan sehari setelah kita memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November. Diingatkannya bahwa peringatan Hari Pahlawan mengandung makna penghormatan terhadap para pahlawan yang telah gugur dalam membela kepentingan bangsa dan negara.
“Namun kenyataan sekarang sangat ironis, karena banyak orang yang mati sia-sia karena menjadi korban penyalah-gunaan narkoba. Ini merupakan tantangan besar bagi kita, bagaimana menyelamatkan bangsa ini dari narkoba. Kenyataan yang sangat memprihatikan kita, di mana Indonesia menempati posisi teratas dalam transaksi narkoba se-ASEAN,” ucap Prof. Didi Turmudzi, mengingatkan para lulusan yang akan segera dilantik.
Di lain pihak, ucapnya lagi, politisi sibuk mencari panggung hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. “Pada kondisi begini, kita begitu rindu terhadap sosok Panglima Besar Jenderal Soedirman yang bergerilya keluar-masuk hutan untuk mempertahankan kedaulatan negara Indonesia.”
Demikian pula kita saksikan kepongahan oknum pemimpin yang tega membodohi rakyatnya. Kehidupan kita sekarang banyak diwarnai saling tuding dan saling hujat. “Mari kita bertafakur, ke mana perginya itu musyawarah mufakat? Apa kabar rawe-rawe rantas malang-malang puntung? Kita sekarang menjadi bangsa yang tidak berjiwa. Kita kaya raga, tapi miskin jiwa. Kita telah kehilangan nurani,” ucap Prof. Didi Turmudzi.
Itu semua, lanjut Prof. Didi Turmudzi harus menjadi bahan renungan para wisudawan/wati yang sekarang telah menjadi lulusan Unpas.
Prof. Didi Turmudzi, M.Si. menegaskan bahwa menjadi lulusan Unpas tentu ada urusan dengan mencari pekerjaan. Namun lebih dari itu, menjadi lulusan Unpas adalah persoalan bagaimana memenuhi sebuah panggilan.
“Setiap alumni Unpas dipanggil untuk menyempurnakan ilmu-ilmu yang telah dipelajari dan mewujudkannya dalam pengabdian. Lulusan Unpas tidak diharapkan menambah angka pengangguran di negeri ini, melainkan pencipta lapangan kerja, walau hanya untuk diri sendiri. Jadilah alumni Unpas yang mampu mengubah masalah menjadi jalan keluar, dan setiap tantangan menjadi kesempatan,” ucapnya.
Unpas tidak lahir dari sebuah ambisi untuk berkuasa, namun dari kerendahan hati untuk memberi kontribusi terbaik kepada sesama, kepada negara dan bangsa. Di tengah masyarakat yang makin tercabik karena konflik, para lulusan Unpas diharapkan mampu menjadi tonggak perdamaian, meski di lingkungan amat terbatas.
“Jadilah berkah, bukan musibah bagi masyarakat. Dalam situasi negara dan bangsa yang sedang morat-marit, lulusan Unpas tidak diharapkan menjadi tambahan beban bagi masyarakat, melainkan jalan keluar. Jadilah pribadi pembawa damai, karena semakin banyak orang yang tak berdosa menjadi korban kebrutalan perang dan konflik yang semakin mengakar,” ungkapnya lagi.
Jangan tergantung pada keinginan untuk menjadi pegawai, melainkan ciptakanlah lapangan kerja. “Minimal lapangan kerja untuk diri sendiri,” tegasnya.
Koordinator Kopertis Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd. menyampaikan selamat kepada seluruh sivitas akademika Unpas, khususnya para lulusan yang hari itu dilantik. “Saya berharap, motto Unpas yang berbunyi Pengkuh Agamana, Luhung Elmuna, Jembar Budayana tetap dipertahankan sebagai ikon Jawa Barat,” ucapnya.
Diingatkan Prof. Uman agar para lulusan jangan hanya terpaku pada yudisium, sebab hal itu hanyalah sebatas persyaratan administratif. Perjuangan yang sesungguhnya terletak pada sikap dan reputasi para lulusan setelah terjun di masyarakat. “Saudara-saudara harus mampu memperlihatkan perubahan dan sikap yang dilandasi kejujuran dan profesionalisme. Adapun IPK hanyalah sampai di meja saja. Yang diharapkan masyarakat bukanlah gelar, melainkan kreasi dan prestasi. Kalau lulusan mampu berprestasi, maka secara otomatis dia akan menjadi agen promosi bagi Unpas,” katanya.
Lulusan Unpas diharapkan menjadi sosok yang cageur, bageur, bener, pinter, singer. Karena itu, lulusan Unpas harus ikut serta memecahkan masalah bangsa. “Lulus dari Unpas harus disyukuri, kemudian diikuti dengan langkah-langkah ihtiar,” ucapnya lagi.
Wakil Lulusan
Sebagai wakil wisudawan/wati, tampil menyampaikan kesan dan pesan Dr. Yayat Sudrajat yang lulus dari Program Doktor Ilmu Sosial. Yayat kini menjabat Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Subang.
“Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh dosen dan tenaga kependidikan yang telah bersusah payah membimbing kami semua, sehingga pada hari ini alhamdulillah bisa mengikuti acara wisuda,” ucap Yayat. Wisuda adalah titik awal untuk beraamal bagi masyarakat.
Tiga jenjang pendidikan yang ditempuh Yayat, dimulai dari sarjana, magister, hingga doktor, keseluruhannya ditempuh di Unpas. “Karena saya percaya bahwa Unpas adalah yang terbaik,” ucap alumni Prodi Administrasi Negara FISIP ini.
Acara pelepasan wisudawan/wati dikemas dalam pergelaran kesenian yang bertajuk “Rancagé haté, rancagé rasa”. Pada kesempatan tersebut ditampilkan kesenian garapan salah seorang dosen FISS, Rosikin, S.Sn., M.Sn.*** (TS)