BANDUNG, unpas.ac.id – Sebanyak 16 mahasiswa Universitas Pasundan menerima beasiswa pendidikan S1 percepatan Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS) 2021 yang diumumkan Kamis (23/9/2021) lalu.
Ke-16 mahasiswa Unpas penerima JFLS 2021 yaitu Fajar Zulfikar (Ilmu Komunikasi), Kelvin M. Yusron (Ilmu Komunikasi), Rangga M. Sada Saputra (Ilmu Hub. Internasional), Lisna Aprilia Aziza (Ilmu Hukum), Rifqi Taufik Riesnaldi (Manajemen), Hanny Meidaningsih (Pendidikan Ekonomi), Valda Zahirra Sidqi (Ilmu Hukum), Leli Dwi Anggraeni (Ilmu Hub. Internasional), Nadia Rizqitationi (Ilmu Hub. Internasional), Neng Tri Sulistiawati (Ilmu Adm. Publik), Tanti Hardiyanti Utari (Akuntansi), Maryam Puspitasari (Tek. Pangan), Sonia Nuraeni (Ilmu Adm. Publik), Tiara Khoerun Nisa (Ilmu Hukum), Fachri Fachreji (Ilmu Hub. Internasional), dan Saniah Samrotul Mufidah (Ilmu Adm. Bisnis).
JFLS merupakan program bantuan biaya pendidikan tinggi dari Pemprov Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan. Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat Jabar yang sedang menempuh pendidikan jenjang D3 hingga S3, serta memiliki prestasi di bidang akademik maupun non-akademik.
Program JFLS bertujuan untuk menyiapkan generasi muda Jabar sebagai calon pemimpin di masa depan yang mempunyai jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan. Mahasiswa yang lolos nantinya akan menerima manfaat berupa bantuan biaya pendidikan serta program pendampingan.
Pada penyerahan simbolis beasiswa, Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta kepada seluruh penerima JFLS untuk memanfaatkan kesempatan semaksimal mungkin, salah satunya dengan belajar sungguh-sungguh.
“Saya titip, jangan sia-siakan kesempatan beasiswa yang diterima, karena ini diberikan untuk kemajuan Jabar di masa depan. Belajar yang rajin dan terus berprestasi, ketika lulus tetaplah punya cita-cita membangun Jabar,” katanya dalam konverensi video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (23/9/2021).
Ia juga menyinggung soal disrupsi revolusi industri 4.0 dan pandemi Covid-19 yang tengah melanda. Revolusi industri 4.0 membuat pekerjaan yang bersifat fisik dan manual tergantikan oleh mesin. Sementara Covid-19 memaksa masyarakat untuk beradaptasi dan menerapkan cara pikir baru.
“Mahasiswa yang menerima beasiswa mesti paham keduanya. Untuk menghadapi revolusi industri 4.0, anda harus berkiprah di sektor-sektor yang akan naik. Disrupsi Covid-19 pun demikian, jika anda mau beradaptasi, belajar, dan berubah, maka anda akan tetap eksis dalam perjalanan waktu,” tambahnya.
Salah satu penerima JFLS 2021 dari prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Kelvin Mohammad Yusron mengaku bersyukur karena masih diberi kesempatan menerima beasiswa di tahun terakhir kuliah. Ia bahkan mampu mempertahankannya selama tiga tahun berturut-turut.
“Saya senang dan bersyukur, selain mendapat bantuan dana pendidikan untuk meringankan beban orang tua, pencapaian ini menunjukkan kepada banyak orang bahwa saya memang layak, berkualitas, dan berprestasi di bidang akademik maupun non-akademik,” ujarnya, Senin (27/9/2021).
Tidak hanya bantuan pendanaan, ia juga memperoleh kursus atau pelatihan melalui kelas-kelas online di YouTube. Program tersebut meliputi pelatihan kepemimpinan, career coaching, dan entrepreneurship.
“Materi disampaikan oleh para ahli dan praktisi di bidangnya. Mereka sangat intelek, sehingga menumbuhkan semangat saya untuk berkarya lebih kreatif dan inovatif, mewujudkan profesional muda demi tercapainya program Jabar Juara. Di samping itu, saya juga mendapat banyak relasi dari kampus lain yang tergabung di grup JFLS,” tuturnya.
Sebagai penerima beasiswa, ia mengemban amanah untuk mempertahankan nilai mata kuliah, besaran IP, dan IPK, karena setiap semester ia wajib melaporkan perkembangan akademik ke web JFLS. Dari segi non-akademik, ia dituntut untuk semakin aktif dalam kegiatan organisasi atau relawan.
“Untuk kegiatan non-akademik, saya mengaplikasikannya ke komunitas sosial yang saya dirikan, yaitu Bandung Care. Penerima JFLS harus melakukan kegiatan yang memberikan dampak bagi masyarakat. Di komunitas Bandung Care, kami mengadakan program mengajar ke panti asuhan dan yayasan kanker, menggalang donasi, bakti sosial, dan lain-lain,” tutupnya. (Reta)*