BANDUNG, unpas.ac.id – Tim mahasiswa program studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pasundan menyabet juara 3 Business Idea Mikroskil Ideafuse Competition 2021.
Kompetisi ini diselenggarakan secara daring oleh Universitas Mikroskil Medan, bertujuan memfasilitasi generasi muda untuk mendapatkan insight baru dalam membuat perencanaan bisnis yang baik. Ada lima kategori usaha yang diperlombakan, yaitu makanan dan minuman, jasa dan perdagangan, industri kreatif, produksi atau budidaya, dan teknologi terapan.
Ide bisnis yang diikutsertakan berupa jasa psikiatri online berbentuk aplikasi web berbayar bernama Curhatinaja.com. Ide tersebut diinisiasi dari permasalahan yang umum dihadapi masyarakat, baik perihal cinta, finansial, pendidikan, maupun kehidupan pribadi. Masalah-masalah ini tak jarang menjadi bumerang karena sering dipendam sendiri dan enggan mendengarkan solusi dari orang lain.
Tim terdiri dari lima orang dan masing-masing diproyeksikan memegang peranan vital, yaitu Bagja Kurniawan (Chief Executive Officer), Frisma Naofal (Chief Technology Officer), Nabil Ariella Permana (Chief Financial Officer), Sonia Safitri (Chief Marketing Officer), dan Intan Kusuma Wardani (Chief Operating Officer). Namun, hanya tiga orang yang mewakili presentasi di hadapan juri.
“Hadirnya Curhatinaja.com menjadi alternatif bagi masyarakat untuk meluapkan keluh kesahnya tanpa harus menghabiskan waktu dan biaya yang banyak. Curhatinaja.com akan bekerja sama dengan psikolog dan praktisi untuk mendengarkan permasalahan klien sekaligus memberikan solusi,” jelas Frisma Naofal, Sabtu (18/9/2021).
Frisma mengatakan, timnya baru mengetahui informasi kompetisi business plan kurang lebih dua pekan sebelum pendaftaran ditutup. Dalam waktu yang terbilang singkat, timnya berhasil menyusun proposal bisnis meski sempat mengalami beberapa kendala.
“Kesulitannya terutama dalam menentukan ide bisnis yang relevan dengan kondisi sekarang dan dibutuhkan masyarakat. Juga, teknis pelaksanaan bisnis, misalnya dari segi bahan, marketing, dan lain-lain,” sambungnya.
Walaupun sudah ada jasa serupa di internet, namun jika direalisasikan, Curhatinaja.com bakal menawarkan sejumlah keunggulan, diantaranya kemudahan akses, jaminan keamanan, dan biaya layanan lebih terjangkau karena paket konsultasi dapat dipilih sesuai kebutuhan klien.
“Tantangannya yakni masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental. Selain itu, banyak yang meragukan metode konseling mental, sehingga kami akan menggencarkan pemasaran serta memberikan edukasi melalui iklan, web, YouTube, endorsement, radio, dan podcast” katanya.
Menurut Frisma, ide bisnis semacam ini memiliki prospek yang menjanjikan. Seiring berjalannya waktu, masyarakat akan semakin aware terhadap kesehatan mental dan menyadari bahwa permasalahannya bisa diselesaikan jika memperoleh wadah dan solusi yang tepat.
“Kami ingin membuat gebrakan baru agar masyarakat tahu kalau ada bisnis di bidang jasa yang potensial untuk dijalankan dan inspirasinya diambil dari permasalahan di lingkungan sekitar. Nantinya, kami akan melibatkan mahasiswa jurusan Psikologi untuk melayani konseling, bahkan psikolog yang sudah berpengalaman jika bisnis ini berjalan dengan baik,” terangnya.
Dengan mengikuti kompetisi business plan, Frisma dan timnya memperoleh banyak pengalaman dalam merancang bisnis. Kompetisi ini juga memberikan tantangan tersendiri baginya sebagai mahasiswa yang diharapkan mampu berkontribusi menciptakan ide-ide baru.
“Kami beruntung bisa dipertemukan dengan juri yang berkualitas dan expert di bidangnya, mereka juga sangat familiar di dunia bisnis. Kami mendapat apresiasi dan masukan dari mereka mengenai cara merancang ide bisnis berdasarkan peluang yang ada,” pungkasnya. (Reta)*