BANDUNG, unpas.ac.id – Tahun ini, hari jadi ke-76 Palang Merah Indonesia (PMI) masih dirayakan di tengah kondisi pandemi Covid-19. Mengusung tema ‘Bergerak Bersama untuk Sesama’, kemeriahan hari jadi PMI diubah menjadi semangat menggalang pemulihan bangsa.
Bagi Korps Sukarela (KSR) PMI Unit Universitas Pasundan, UKM di bawah arahan Warek III Bidang Kemahasiswaan Dr. H. Deden Ramdan, M.Si., hari jadi PMI membawa spirit tersendiri untuk membangkitkan jiwa relawan yang tangguh dan siap siaga. Organisasi yang bergerak di bidang kepalangmerahan dan kemanusiaan ini sudah banyak berkiprah dalam menangani bencana, terutama di masa pandemi Covid-19.
Selama setahun ke belakang, KSR PMI Unpas rutin melaksanakan giat bersama PMI Kota Bandung sebagai bukti nyata keikutsertaan penanggulangan Covid-19, mulai dari penyemprotan disinfektan, penyuluhan protokol kesehatan, hingga menjadi relawan program vaksinasi.
“Kami bergabung dengan PMI Kota Bandung melakukan penyemprotan disinfektan di daerah Bandung Timur, memberi penyuluhan untuk mematuhi prokes melalui media sosial, menjadi Satgas Penanganan Covid-19 di titik-titik tertentu Kota Bandung, dan berpartisipasi di Pekan Vaksinasi Covid-19 Unpas,” terang Komandan KSR PMI Unpas, Rezky Hidayat Aminullah, Jumat (17/9/2021).
Tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, KSR PMI Unpas bakal terus siaga untuk panggilan kemanusiaan, terutama dalam menggencarkan penyuluhan prokes. KSR PMI Unpas juga sedang merancang dan menyiapkan Unpas sebagai kampus siaga bencana.
Menurutnya, untuk membantu masyarakat luas, relawan PMI harus memiliki jiwa yang tangguh dan bermental baja. Relawan PMI merupakan garda terdepan kemanusiaan yang dituntut untuk cepat tanggap jika masyarakat memerlukan pertolongan.
Untuk itu, meski baru dilantik 8 September 2021 lalu, dirinya bertekad mempersiapkan anggota KSR PMI Unpas sebagai relawan yang selalu siap membantu dan bergerak menanggulangi bencana, baik dari segi kemampuan, mental, perencanaan, maupun peralatan di lapangan.
“Relawan PMI mesti punya jiwa kemanusiaan yang tinggi. Kalau kita tidak siap dan tangguh, maka kita tidak bisa jadi garda terdepan bagi masyarakat,” sambungnya.
Ia turut mengapresiasi keterlibatan PMI dan relawan lainnya dalam memutus mata rantai Covid-19. Mereka bukan hanya berjuang menyumbangkan tenaga, namun juga pikiran dan nyawanya demi kebaikan masyarakat.
“Semoga PMI selalu jadi garda terdepan bagi masyarakat yang butuh pertolongan tanpa membeda-bedakan kalangan, ras, suku, dan agama apapun. Maksimalkan kembali pergerakan operasional ketika menghadapi bencana, jangan puas dengan kinerja yang sudah dilakukan, karena tugas kita masih panjang,” pungkasnya. (Reta)*