BANDUNG, unpas.ac.id – Pernah dengar Situs Gunung Padang? Sebuah lokasi bersejarah yang cukup tersohor di Desa Karyamukti, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dengan berbagai pesona uniknya.
Tak hanya menawarkan eksotisme pemandangan dan susunan bebatuan yang luar biasa, situs ini konon menjadi warisan megalitik terbesar di Asia dengan luas 900 meter persegi dan mengalahkan piramida di Mesir.
Kendati memiliki situs bersejarah yang juga cagar budaya nasional, namun masyarakat di sekitarnya masih tertinggal perkembangan teknologi dan kondisi ekonominya lemah.
Atas dasar inilah, Federasi Mahasiswa (Fema) Fakultas Teknik Universitas Pasundan berkolaborasi bersama Himpunan Mahasiswa (Hima) dari enam prodi di FT Unpas menggagas program Masyarakat Berdikari (Makari) di Desa Karyamukti.

Dengan tajuk “Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Adaptasi Teknologi di Masa Kini”, Fema FT Unpas berupaya mengimplementasikan bidang keilmuan masing-masing untuk membantu masyarakat Desa Karyamukti.
Sinergitas enam prodi
Gubernur Fema FT Unpas Periode 2021-2022, Sakti Ferdinand Akanda Negara menjelaskan, Situs Gunung Padang dipilih sebagai lokasi pengabdian karena merupakan episentrum kejayaan leluhur Sunda.
“Situs Gunung Padang yang pada masanya begitu hebat dan megah tidak dibarengi dengan kemajuan masyarakatnya. Di sana tidak ada jaringan internet, minimnya pengetahuan mitigasi bencana, serta pengolahan dan penjualan hasil bumi belum cukup baik,” jelasnya, Selasa (7/6/2022).
Setiap prodi, lanjut Sakti, mengimplementasikan satu program sesuai bidang keilmuannya. Implementasi program dimaksimalkan dalam waktu lima hari, yaitu dari 2-6 Juni 2022.
1. Teknik Lingkungan
Sakti mengatakan, Hima Teknik Lingkungan membuat lubang biopori untuk pengomposan sampah organik. Lubang biopori berfungsi untuk menggemburkan dan menyuburkan tanah.
Cara kerjanya, sampah-sampah organik akan dimasukkan ke dalam lubang biopori selama 7-14 hari untuk memancing mikroorganisme. “Timbunan sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos untuk lahan pertanian masyarakat agar mereka tidak perlu membeli pupuk,” ujarnya.
2. Teknik Mesin
Berawal dari inovasi traktor gendong besutan Dosen Teknik Mesin Ir. Farid Rizayana, M.T., Hima Teknik Mesin memberikan prototipe TractorPack (nama produk traktor gendong) kepada masyarakat Desa Karyamukti.
Selain lebih compact, TractorPack dapat membajak satu lahan pertanian hanya dengan bahan bakar 1 liter bensin dan 1 tutup botol oli samping. “Memang belum ada pengujian maksimal bisa sampai berapa meter persegi, tapi untuk menghasilkan lubang 20 cm saya kira cukup,” terangnya.
3. Teknik Industri
Hima Teknik Industri melakukan analisis kelayakan investasi untuk pelaku UMKM di Desa Karyamukti. Masyarakat dibekali konsep costing, sehingga penjualan, pemasaran, perhitungan bahan baku, dan penetapan harga jual bisa efektif dan efisien.
“Konsep tersebut diberikan dalam bentuk karya tulis supaya lebih mudah dipahami dan dibaca ulang,” tutur mahasiswa jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ini.
4. Teknologi Pangan
Hima Teknologi Pangan menyampaikan edukasi pascapanen, khususnya untuk komoditas aren dan kopi. Keduanya dianalisis agar dapat dikemas dengan baik.
“Untuk kopi, kita menganalisis kadar air dan kadar kafeinnya, kemudian ditempel di kemasan kopi. Kami juga memberi sentuhan pada packaging produk supaya makin menarik. Karena kebetulan PIRT akan habis di 2023, kami bantu perpanjang dan mendaftarkan produknya ke BPOM,” tambahnya.
5. Teknik Informatika
Keterbatasan teknologi dan jaringan membuat masyarakat Desa Karyamukti kesulitan mem-publish potensi desa dan Situs Gunung Padang. Ditambah belum adanya akses fiber optic atau pemancar dari penyedia Internet Service Provider (ISP).

Untuk itu, Hima Teknik Informatika membantu pendirian pemancar jaringan dari satelit dan pembuatan website Situs Gunung Padang https://gnpadang.com/.
“Kita beli pemancar jaringan satelit dari UBIQU. Warga bisa menggunakan internet dengan membeli voucher yang nantinya dikelola oleh BUMD, jadi sekaligus membangkitkan perekonomian,” papar Sakti.
6. Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)
Sakti menuturkan, wilayah Desa Karyamukti masih rawan bencana, khususnya tanah longsor. Untuk mengantisipasinya, Hima PWK menggagas penyuluhan mengenai bahaya bencana, serta memasang peta bahaya bencana gempa dan peta bahaya bencana longsor di dua titik.
“Kita juga pasang signage atau rambu-rambu rute evakuasi dari atas Gunung Padang sampai turun,” katanya.

Sakti berharap, program yang sudah diimplementasikan bermanfaat bagi masyarakat Desa Karyamukti dan dilanjutkan oleh pengurus Fema FT Unpas berikutnya, sedikitnya dalam waktu 5 tahun ke depan.
“Yang jelas mesti konsisten, karena Fema FT Unpas bisa mengolaborasikan dan bersinergi bersama enam prodi yang berbeda bidang keilmuan, nuansa, dan kultur. Saya ingin program ini tetap bertahan dan dikembangkan, malah dengan waktu pelaksanaan yang lebih lama,” harapnya. (Reta)**