BANDUNG, unpas.ac.id – Wawasan keprotokolan dibutuhkan oleh mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja. Protokol berupaya mengetahui aturan dan menatanya sesuai aturan tersebut.
Mulai dari tata cara berperilaku, berhubungan dengan orang lain, melayani publik, hingga mengatur berbagai kegiatan resmi agar sesuai standar yang berlaku. Tidak hanya melatih kognitif, keprotokolan juga dapat menambah soft skill mahasiswa, terutama komunikasi.
Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Pasundan Rini Anisyahrini, S.Sos., M.I.Kom. mengatakan, untu menjadi protokoler ada beberapa aspek yang mesti dipenuhi, seperti pengetahuan, penampilan, hingga sikap.
“Seorang protokoler harus punya pengetahuan human relationship, bermental kuat, berkepribadian tangguh, mampu mengambil keputusan dengan cepat dan cermat, terampil, cekatan, peka, hormat, mawas diri, good looking, hingga pandai berbusana sesuai suasana,” terangnya, Jumat (26/8/2022).
Di samping pengetahuan human relationship, pengetahuan ketatausahaan dan unsur-unsur manajemen juga menjadi bekal penting bagi protokoler. Didukung dengan kemampuan berbahasa yang baik dan penguasaan terhadap istilah baru.
Di tingkat perguruan tinggi, jenis keprotokolan umumnya dapat dijumpai di prosesi wisuda, dies natalis, pengukuhan guru besar, promosi doktor, dan kegiatan resmi lainnya.
“Dalam menjalankan aktivitas protokoler, perhatikan tata ruang yang akan digunakan, tata busana, tata upacara (tata urutan kegiatan), tata warkat (pengaturan mengenai undangan), dan tata tempat (ketentuan yang berlaku tentang tata duduk),” paparnya.
Ia menambahkan, peran dan fungsi protokoler turut menentukan keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi atau institusi. Protokol juga menjadi bagian yang melekat dari aktivitas lembaga/perusahaan dan mewarnai budaya kerja.
Untuk mempersiapkan seminar misalnya, ia menjelaskan sedikitnya ada empat tahapan yang mesti diperhatikan, yaitu tahap orientasi, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penutupan.
“Di tahap orientasi, pikirkan latar belakang, tujuan, manfaat, sampai kemungkinan yang akan terjadi jika kegiatan tersebut diadakan. Pastikan untuk membentuk kepanitiaan, rapat, dan menyusun anggaran dana. Saat pelaksanaan, ruangan, fasilitas, dan tata ruang juga harus sesuai. Baru nanti dipertanggungjawabkan di tahap penutupan,” tutupnya. (Reta)**