BANDUNG, unpas.ac.id – Anggota organik Resimen Mahasiswa (Menwa) Mahawarman Jawa Barat kembali bertambah pasca penutupan Diklatsar Menwa Mahawarman Gelombang II 2023 di Lemdiklat Menwa Tarumanagara, Garut, Senin (27/2/2023).
Menandai penutupan dan pengukuhan anggota, Komandan Menwa Mahawarman Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU. memimpin prosesi pembaretan kepada 26 siswa dari 11 perguruan tinggi.
Ke-11 perguruan tinggi tersebut yaitu Universitas Parahyangan, Ikopin University, ARS University, Universitas Swadaya Gunung Djati Cirebon, Universitas Kuningan, Universitas Garut, Institut Teknologi Garut, Universitas Bhakti Kencana Garut, STISIP Sains, STIMIK Garut, dan IPI Garut.
Bertambahnya 11 perguruan tinggi menandakan peningkatan dan pengembangan Menwa Mahawarman, khususnya dari segi kuantitas. Tahun ini, anggota organik Menwa Mahawarman jumlah anggota organik Menwa Mahawarman ditargetkan mencapai 100 anggota.
Prof. Eddy menuturkan, Diklatsar Menwa Mahawarman Gelombang III yang berlangsung selama 10 hari sejak 17 Februari 2023 menjadi helatan terakhir sebelum memasuki bulan Ramadan.
“Diklatsar akan diadakan kembali setelah Ramadan karena sangat diperlukan untuk penguatan disiplin, serta memelihara organisasi Menwa Mahawarman itu sendiri,” ujarnya.
Selama proses Diklatsar, para siswa digembleng secara fisik maupun mental melalui latihan dasar militer, taktik teknik, pemantapan kultur Menwa, mountaineering, long march, pengenalan kesehatan lapangan, bimbingan dan pengasuhan, dan lain-lain.
Enam bulan pasca Diklatsar, idealnya anggota Menwa mengikuti kursus dinas staf dan kursus pelatih (KDS dan Suspelat), dilanjutkan dengan kursus kader pelaksana (Suskalak), dan jenjang pendidikan tertinggi yaitu kursus kader pimpinan (Suskapin) yang fokus pada problem solving.
Kendati telah digembleng dan dibentuk sebagai individu yang tangkas, kuat, disiplin, dan berani, Prof. Eddy selalu menekankan agar anggota Menwa tetap mengutamakan kewajibannya sebagai mahasiswa dan menuntaskan studinya tepat waktu.
“Di dalam kampus, Menwa adalah bagian dari UKM. Tetapi, di luar kampus, Menwa merupakan Komponen Pendukung yang keberadaannya dijamin undang-undang. Mereka mesti bisa survive dan berkontribusi di masyarakat, salah satu bekalnya diperoleh melalui Diklatsar,” tegasnya.
Di hadapan orang tua dan tamu undangan, para siswa di bawah arahan pelatih dan senior mendemonstrasikan dasar-dasar bela diri militer, peragaan kolone senjata, pemecahan benda keras dengan tangan kosong, dan aksi turun dari ketinggian.
“Mereka diajarkan olah raga, olah rasa, dan olah tubuh oleh pelatih berpengalaman. Simulasi ini menggambarkan bahwa Menwa harus tanggap, tangguh, dan trengginas dalam menghadapi apa pun,” tandasnya. (Reta)**