BANDUNG, unpas.ac.id – Dalam dunia usaha, sistem maklon bukanlah hal baru. Sistem ini memfasilitasi individu yang tidak memiliki keahlian atau sumber daya produksi, namun ingin memiliki brand sendiri.
Sistem maklon kini juga mulai dikenal dan dijalankan pelaku UMKM. Keterampilan yang dimiliki UMKM menjadi potensi besar yang perlu dikolaborasikan dengan perguruan tinggi, khususnya mahasiswa karena dapat menciptakan industri kreatif dan wirausaha baru.
Hal inilah yang menjadi fokus tim Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT) di bawah Dosen Administrasi Bisnis FISIP Unpas Dr. Dindin Abdurohim BS, M.M., M.Si. Ia dan tim peneliti tengah merancang model industri kreatif mahasiswa berbasis sistem maklon berbantuan web dan diintegrasikan dengan aplikasi android.
Untuk menjaring masukan tentang penelitian dan media/aplikasi yang dikembangkan, digelar FGD bertema “Model Industri Kreatif Mahasiswa Berbasis Sistem Maklon untuk Menciptakan Wirausaha Baru di Jawa Barat”, Kamis (28/7/2022).
FGD menghadirkan narasumber dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (Diskuk) Jabar, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jabar, Inkubator Bisnis PT Jabar, serta dosen dan mentor kewirausahaan.
Membumikan sistem maklon
Dr. Dindin mengatakan, berdasarkan survei yang dilakukan, sebanyak 67,5 persen mahasiswa Unpas masih menjalankan usaha sebagai reseller. Mahasiswa kesulitan mewujudkan daya kreativitas untuk berwirausaha, baik menghasilkan produk atau jasa.
“Kami mencoba memperkenalkan sistem maklon kepada mahasiswa. Di samping lebih bermanfaat, sistem maklon bisa membantu kelangsungan bisnis pelaku UMKM dan memudahkan mahasiswa yang ingin mempunyai brand sendiri,” katanya.
Untuk mempermudah akses kolaborasi antara mahasiswa dan UMKM, ia dan tim peneliti membuat platform digital market place sistem maklon bernama Babari.id. Platform ini mempertemukan UMKM sebagai penyedia produk dengan calon wirausaha baru (mahasiswa atau masyarakat).
“Babari.id menawarkan konsep 3R, yaitu rename, repack, dan reposition. Contohnya, untuk memulai usaha makanan ringan, mahasiswa bisa membeli snack curah kepada UMKM yang tokonya terdaftar di Babari.id, lalu terapkan konsep 3R tadi dan lahirlah sebuah brand baru tanpa perlu repot produksi,” terangnya.
Karena penelitian berjalan selama tiga tahun, setelah hasil penelitian diimplementasikan, dievaluasi, dan dikelola di tahun terakhir, Babari.id menyiapkan tiga exit plan melalui model B2B (business to business), B2C (business to consumer), dan B2G (business to government).
Narasumber yang hadir turut memberi masukan untuk penyempurnaan platform maupun konsep sistem maklon Babari.id, di antaranya terkait maintenance, pengelolaan jangka panjang, penonjolan ciri khas yang menjadikan Babari.id jadi platform edukatif untuk wirausaha mahasiswa, dan masih banyak lagi.
Wakil Rektor III Unpas Dr. H. Deden Ramdan, M.Si. mewakili Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU. menilai, penciptaan wirausaha baru dengan sistem bisnis maklon dan pemberdayaan UMKM merupakan hal menarik. Terlebih, di era IoT mahasiswa dan dosen didorong mengembangkan industri kreatif untuk mendongkrak ekonomi negara.
“Maklon ini nilai tambahnya luar biasa. Suatu virus positif yang menjadi batu penjuru untuk melaksanakan berbagai kreativitas, termasuk memanifestasikan ide kreatif mahasiswa supaya bisa hadir sebagai sosok entrepreneur baru di Jawa Barat,” tandasnya. (Reta)**