BANDUNG, unpas.ac.id – Pengelolaan sampah masih menjadi sorotan dalam permasalahan lingkungan di Indonesia. Jika sampah anorganik kian gencar mendapat sorotan, sejatinya sampah organik pun tak kalah memprihatinkan.
Sampah organik skala besar umumnya berasal dari pasar. Sayangnya, sampah pasar kerap berakhir menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) karena tidak dikelola dengan baik.
Untuk meminimalkan timbunan sampah organik, khususnya di Pasar Puri Cipageran Indah, tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Pasundan yang diketuai Kaprodi Teknik Lingkungan Dr. Anni Rochaeni, ST., MT. mencetuskan sistem biokonversi sampah organik melalui Program Penelitian MBKM dan PKM Berbasis Hasil Penelitian.
Metode penanganan sampah organik di Pasar Puri Cipageran Indah menggunakan bantuan Black Soldier Fly (BSF) atau maggot. Kehadiran BSF sangat berguna untuk mendegradasi limbah organik, sehingga volume sampah yang diangkat ke TPA berkurang.
Menurut Dr. Anni, larva BSF membantu proses pengomposan sampah jadi lebih cepat ketimbang mengandalkan mikroorganisme bakteri. Sebagai makanan utamanya, larva BSF mampu mengonsumsi sampah organik hingga empat kali lipat berat badannya.
“Unpas telah melaksanakan kerja sama dengan Forum Puri Cipageran Indah I (FPCI) sejak 2020. FPCI terbentuk karena timbul penurunan kualitas lingkungan akibat kegiatan pasar, antara lain masalah sanitasi, penumpukan sampah, hingga kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan,” jelasnya.
Selain mengurai sampah, pemanfaatan BSF juga bisa mengatasi persoalan lain seperti kebutuhan lahan untuk menampung sampah hingga polusi atau bau tak sedap, karena sampah tidak perlu ditumpuk berlama-lama sebagaimana di kebanyakan TPA.
“Di bidang ekonomi, sistem biokonversi semacam ini dapat meningkatkan pemasukan bagi pengelola sampah Pasar Puri Cipageran Indah karena menghasilkan produk bernilai tambah, di antaranya pakan ternak dan kompos organik dari residu sampah,” ujarnya.
Tim PKM Unpas bersama FPCI merancang dan membangun fasilitas pengelolaan sampah, memberikan pelatihan terkait cara mengoperasikan metode BSF, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan lingkungan. (Reta)*