BANDUNG, unpas.ac.id – Meski baru berdiri pada 2019, Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan telah memiliki sejumlah keunggulan dan mampu bersaing dengan program serupa di perguruan tinggi lain.
Dari sekian keunggulan FK Unpas, salah satu yang dikedepankan yaitu muatan lokal. Hadirnya muatan lokal ini sesuai dengan visi Unpas untuk menjadi komunitas akademik yang mengusung nilai Islam dan Sunda.
Melalui muatan lokal, FK Unpas tidak hanya membentuk dan mengarahkan calon dokter yang mempunyai pengetahuan luas, namun juga bernilai SAHAM (Someah, Akhlakul Karimah, Handap Asor, Asah Asih Asuh, dan Motekar). Kapabilitas keilmuan harus dibarengi dengan adab.
“Kami menekankan hal itu untuk melahirkan dokter yang masagi. Mereka paripurna secara keilmuan, akhlak, dan secara komprehensif merupakan dokter yang betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat,” ujar Wakil Dekan III FK Unpas, dr. Trias Nugrahadi, Sp.KN (K) di Kampus V Unpas, Jalan Sumatera No 41, Bandung, Senin (17/4/2021).
Selain implementasi nilai Islam dan Sunda, FK unpas juga memiliki Public Health Empowerement Program (PHEP). Program ini bertujuan memberdayakan masyarakat agar bisa menjadi bagian dari peningkatan derajat kesehatan.
“PHEP akan memperkuat dokter untuk bersatu dengan masyarakat, terlebih didukung pendekatan budaya dan religius. Walaupun bungsu, FK Unpas bisa jadi yang terdepan,” katanya.
Seiring kemajuan dan perkembangan teknologi, FK Unpas juga membekali mahasiswanya dengan perangkat iPad untuk mendukung proses transfer of knowledge, sehingga pada situasi pandemi bisa mudah beradaptasi.
“Melalui dukungan perangkat tersebut, bahan dan metode ajar yang mempercepat pemahaman pengetahuan sudah kita lakukan, bahkan dari sebelum pandemi. Ditambah, FK Unpas menggunakan metode Student Centered Learning (SCL), jadi mahasiswa yang menjadi pusat pembelajaran,” sambungnya.
Metode ini memungkinkan mahasiswa untuk aktif berdiskusi. Dengan diskusi, maka akan terwujud calon dokter yang mampu bekerja sama, saling menghargai, dan menghormati.
“Aspek-aspek itu penting untuk menghasilkan dokter yang berkualitas dan dipercaya masyarakat. Kapan pun, adab senantiasa beriringan dengan pengetahuan yang diperoleh. Ini menjadi bekal mereka untuk melayani masyarakat,” tutup dr. Trias. (Reta Amaliyah S)*