BANDUNG, unpas.ac.id – Kementerian Sosial telah merilis pengumuman peserta yang lolos program Pejuang Muda. Dari 11.109 pendaftar, Kemensos meloloskan 5.140 peserta untuk diterjunkan ke masyarakat dan mengetahui lebih dekat permasalahan sosial melalui berbagai pengembangan.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 43 mahasiswa Universitas Pasundan berkesempatan untuk ambil bagian sebagai agen perubahan sosial. Selain berpartisipasi dalam program-program sosial, mahasiswa juga memperoleh pendampingan langsung dari Kemensos, mentoring eksklusif, uang saku per bulan, dan manfaat lainnya.
Pejuang Muda merupakan laboratorium sosial bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya guna memberikan dampak secara konkret. Mahasiswa ditantang untuk belajar dari warga, sekaligus berkolaborasi dengan pemerintah daerah, pemuka masyarakat, tokoh agama, serta stakeholder penggerak sosial.
Program setara 20 SKS ini menerjunkan mahasiswa ke daerah yang membutuhkan bantuan. Bersama Kemensos, mahasiswa diminta merancang digital campaign dan mengeksekusi program sosial yang relevan untuk daerah tersebut.
Dilansir dari media sosial @KemensosRI, para Pejuang Muda bakal ditempatkan di 514 titik kabupaten/kota. Mereka akan melakukan pengembangan terkait program bantuan sosial, pemberdayaan fakir miskin dan lansia, pola hidup sehat dan kesehatan lingkungan, serta fasilitas untuk kepentingan umum di wilayah pascabencana.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unpas Dr. H. Deden Ramdan, M.Si. turut mengapresiasi, bangga, dan mendukung mahasiswa yang lolos program Pejuang Muda Kemensos.
Menurutnya, pencapaian ini membuktikan bahwa pandemi tidak menyurutkan upaya mahasiswa untuk berbakti, mengabdi, dan menyumbangkan pikirannya kepada negeri.
“Meski pandemi, mahasiswa Unpas tetap memanfaatkan peluang untuk membantu masyarakat yang mengalami ketertinggalan, terdampak pandemi, menghadapi hambatan sosial, maupun korban bencana alam,” jelasnya, Kamis (14/10/2021).
Program Pejuang Muda masih beririsan dengan implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama poin pengabdian masyarakat. Untuk itu, Unpas memberikan dukungan akademis berupa konversi SKS serta bantuan finansial dari masing-masing fakultas.
Ia berharap, mahasiswa mampu berkreasi, berinovasi, dan berpartisipasi secara penuh dalam menjalankan program sosial Kemensos. Unpas terus mendorong dan memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan soft skill dan memperkuat perannya.
“Saat ini, posisi mahasiswa tidak sekadar berkuliah, tapi harus ada soft skill yang didapatkan. Unpas memanfaatkan dan merespons positif kebijakan MBKM Kemendikbudristek, karena akan menghasilkan mahasiswa yang mumpuni dari segi soft skill maupun akademik,” tandasnya. (Reta)*