BANDUNG, unpas.ac.id – Tiga komitmen yang menjadi motto Universitas Pasundan yaitu Pengkuh Agamana, Luhung Elmuna, Jembar Budayana berkaitan erat dengan nilai ESQ.
Hal tersebut disampaikan Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU. dalam kegiatan Silaturahmi dan Halaqah Dakwah bersama LPPSI Unpas, MUI Pusat, MUI Kota Bandung, serta MUI dan DKM se-Kecamatan di Kota Bandung, Minggu (28/5/2023).
Rektor menyebut, Pengkuh Agamana (Nyantri) sama dengan kecerdasan spiritual (SQ), Luhung Elmuna (Nyakola) kecerdasan intelektual (IQ), dan Jembar Budayana (Nyunda) kecerdasan emosional (EQ).
Unpas menanamkan ketiga nilai tersebut kepada mahasiswa sejak masih berstatus mahasiswa baru dan terus diperkuat dengan berbagai muatan kurikulum, sehingga diharapkan dapat menciptakan lulusan yang unggul dan mengedepankan konsep tri tangtu (nyantri, nyakola, nyunda).
SDM nyantri, jelas Rektor, menunjukkan kualitas spiritual dalam mengamalkan nilai-nilai agama secara murni dan konsekuen.
“Indikatornya, mahasiswa harus kokoh akidah, ibadah, muamalah, dan akhlaknya sesuai keyakinan yang dianut. Nyantri juga bisa ditunjukkan dengan sedalam apa mahasiswa mengetahui literasi, moderasi, dan toleransi beragama,” jelasnya.
Terkait SDM nyunda, Rektor menjelaskan, bukan berarti mahasiswa harus fanatik-ekstrem terhadap tradisi Sunda, melainkan toleran sebagaimana filosofi hidup masyarakat Sunda; kudu soméah, hadé ka sémah.
Nyunda berarti mengakar dengan tradisi Sunda sebagai tempat berasal maupun menetap di tanah Pasundan. Selain itu, mengetahui, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai luhur kearifan Sunda atau yang dikenal dengan Jembar Budayana (Emotional Quotient).
“Sebetulnya, nyunda tidak sebatas memahami dan bisa berkomunikasi dengan bahasa Sunda. Selama dia mau mengenal jati diri Sunda, mengetahui sistem bermasyarakat, ekonomi, religiusitas, kesenian, sampai kebudayaan orang Sunda, dia sudah memenuhi indikator nyunda,” papar Rektor.
Sementara SDM nyakola (Luhung Elmuna), berarti nyaruaan nu sakola atau insan pembelajar yang memiliki kualitas kecerdasan intelektual.
“SDM nyakola merujuk pada manusia yang tercerahkan, ditandai dengan jenjang pendidikan, berpengetahuan luas, menguasai metode, ICT (information, communication, and technology), bahkan bahasa asing,” tuturnya.
Dari sudut pandang Islam, nyakola mengarah pada sifat fathonah, cerdas dalam memecahkan masalah, termasuk masalah bangsa dan negara. Hal itulah yang menurut Rektor mesti melekat pada diri mahasiswa Unpas. (Reta)**