Dheni Harmaen, dosen tetap Program Studi Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Pasundan berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu Kajian Budaya, Program Studi Ilmu Sastra, dengan konsentrasi Ilmu Pendidikan di Universitas Padjadjaran Bandung. Ia mempertahankan disertasinya yang berjudul “Perkembangan Nilai Estetika Kria Bambu Halus (folkcrafts) di Rajapolah Tasikmalaya: Pendekatan Diakronis Dalam Budaya”, pada sidang promosi doktor, Senin 17 Oktober 2016. Yang dijadikan bahan kajian disertasinya adalah hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan estetika pada kria anyam bambu di Rajapolah Tasikmalaya.
Sebagai objek disertasi ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan estetika yang terdapat pada kria anyam bambu di Rajapolah Tasikmalaya, pada akhirnya akan ditemukan estetika yang diperlukan oleh kriawan.
Manusia sebagai mahluk sosial dan berbudaya berusaha mengolah segala sesuatu yang tersedia di alam sekitar. Berbagai jenis, bentuk, ragam, termasuk kesenian pun tidak lain adalah merupakan bentuk pernyataan perasaan manusia dalam mengungkapkan kebutuhannya. Demikian pula dengan kria anyam (folkcrafts) yang dilandasi dengan berbagai faktor dan didukung oleh usaha manusia dalam memanfaatkan bahan dan alat tersebut, maka hasilnya merupakan karya seni.
Kebudayaan menganyam merupakan kemampuan yang sudah dimiliki manusia semenjak zaman prasejarah, bahkan kebudayaan ini sudah dilakukan manusia sebelum ditemukan kemampuan menenun untuk menghasilkan pakaian. Sehingga manusia mengerjakan anyaman itu diperuntukan memenuhi kebutuhan sehai-hari, kebutuhan itulah sebagai pendorong orang mengerjakan kria anyam.
Dheni yang dilahirkan di Tasikmalaya 12 Februari 1963, sebelumnya telah menempuh pendidikan S1 di Program Studi Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, FKIP Unpas. Sedangkan untuk S-2 mengambil bidang ilmu desain di Institut Teknologi Bandung (ITB). Pria yang pernah menjabat Wakil Dekan III FISS Unpas selama dua periode berturut turut ini lebih menyukai kegiatan program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya dalam enam tahun terakhir ini.
Bagi Dheni, konsepsi ideal orang Sunda yang menganut cageur, bageur, bener, pinter, tanjeur, teger, singer dan wanter, membuahkan sifat dan karakter di antaranya keuletan, kesabaran, dan ketekunan dalam melakukan sesuatu. Memancing ikan yang dilakukan masyarakat pada saat ini masuk pada kategori kegiatan olah raga dan hiburan. Ternyata ada kesamaan bahwa kebehasilan memancing dan keberhasilan kriawan dalam memproduksi kerajinaannya (folkcrafts) didasari oleh sifat, karakter,dan pandangan hidup orang Sunda tersebut.
Permasalahan sering muncul tatkala para penguji dan para oponen ahli (tim penyanggah) mempertanyakan tentang kegunaan, fungsi, dan manfaat dari hasil penelitian ini bagi masyarakat. Promovendus wajib pempertahankan dan mempertanggung-jawabkan disertasinya pada setiap permasalahan yang muncul. Anjuran DRPM Kemenristek tahun 2016 dan berdasarkan panduan P2M edisi X tahun 2016, bahwa program penelitian yang dilakukan para dosen di Indonesia agar berorientasi kepada penelitian terapan. Artinya, sekitar 30 persen dari kegiatan penelitian nesti berbasis pengimplementasian (penerapan), tidak hanya berupa konsep, dalil dan paparan saja.
Berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan dari para penguji, pada hasil penelitian yang dilaksanakannya ditemukan bahwa faktor-faktor keberhasilan pada sebuah perusahaan atau di sebuah UKM (Usaha Kecil Mengah) erat sekali dengan nilai estetika pada setiap produk dari waktu ke waktu, serta ditentukan oleh minimal tujuh faktor: 1) modal; 2) penataan (layout) ruang bagian dalam (interior), dan bagian dalam (exsterior); 3) proses produksi mulai dari bahan baku sampai dengan produk jadi; 4) peralatan sebagai alat bantu berikut pemeliharaannya; 5) manajemen pembukuan; 6) manajemen pemasaran; dan 7) pengembangan hardskill dan softskill bagi seluruh pelaku usaha.
Nilai estetika pada setiap produk yang dihasikan akan muncul dari faktor-faktor tersebut. Pelaksana Tridharma atau seorang dosen melaksanakan program penelitian atau program pengabdian bisa mengambil dari salah satu atau kesemua faktor tersebut. Dengan demikian, masyarakat (kelompok UKM) dapat terbantu dalam mengembangkannya usahanya, sementara target capain, luaran, serta kebaruan dalam program penelitian atau program pengabdian kepada masyarakat dapat terukur dari perubahan-perubahan setelah melaksanakan kegiatan tersebut. Selanjutnya seorang dosen suka ataupun tidak wajib melaksanakan Tridharma, sehingga seorang dosen dapat mengembangkan hasil kegiatannya berupa jurnal, buka ajar, buku teks, proseding, metode Teknologi Tepat Guna (TPG), Haki, dsb. Hasil dari kegiatan tersebut dapat di kumulatifkan menjadi sebuah syarat dalam kenaikan pangkat, golongan dan jabatan fungsional (jabatan akademik). ***