BANDUNG, unpas.ac.id – Bidang Kemahasiswaan dan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Pasundan akan melaksanakan program digitalisasi desa dengan bantuan aplikasi SimpelDesa.
Wakil Rektor III Unpas Dr. H. Deden Ramdan, M.Si., menuturkan, SimpelDesa (Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Desa) merupakan aplikasi yang dirancang untuk mendukung dan mempermudah kinerja pemerintah desa, serta mengurangi kesenjangan arus informasi, meningkatkan pelayanan, dan menumbuhkan perekonomian desa.
“Program digitalisasi desa bertajuk Dedikasi (Desa Digital Kolaborasi SimpelDesa) merupakan tindak lanjut kerja sama antara Unpas dengan PT Hannan Idea Indonesia yang diteken awal Januari 2023 lalu. Program tersebut diharapkan dapat mempercepat digitalisasi desa, khususnya di wilayah Jawa Barat,” paparnya, Sabtu (4/3/2023).
Dalam implementasinya, Ketua LPM Unpas Dr. Ir. Asep Dedi Sutrisno, M.P. mengatakan, pihaknya bakal menggaet mahasiswa untuk mendampingi proses transformasi digital di desa mitra.
“Di tahap pertama, kita rekrut 120 mahasiswa dulu. Mereka akan diberi pelatihan peningkatan kapasitas (Training of Trainer) sebelum diterjunkan ke desa,” jelasnya.
Ia menambahkan, mahasiswa yang direkrut minimal semester 4 dari berbagai disiplin ilmu. Tidak ada kriteria khusus, namun diutamakan bisa mengoperasikan aplikasi dan punya komitmen kuat untuk mengembangkan desa.
“Di samping mendapat sertifikat ToT, mahasiswa juga memperoleh pengalaman di lapangan sebagai konsultan atau pendamping desa. Kegiatan ini juga bisa dikonversi ke dalam salah satu mata kuliah karena termasuk program Kampus Merdeka,” imbuhnya.
Nantinya, LPM bakal menugaskan dosen untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Pelaksanaan program rencananya efektif mulai akhir April 2023 setelah rangkaian seleksi dan ToT selesai.
“Kami menyasar desa-desa di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat, yang penting ada kemauan dari perangkat desa setempat untuk mengubah sistem dan manajemen desanya, baik terkait akuntabilitas, program desa, dan lain-lain,” tuturnya.
Desa di Jawa Barat Masih Banyak yang Konvensional
Menurutnya, saat ini sistem manajemen desa di wilayah Jawa Barat masih cenderung konvensional. Padahal dalam rangka percepatan pembangunan, lingkup pemerintahan terkecil harus mulai menerapkan manajemen berbasis digital.
“Desa yang established (mapan), mestinya sudah menggunakan sistem ini. Kalau tidak segera mengarah ke sana, pasti lambat laun akan tertinggal. Percuma mendukung digitalisasi tapi tidak ada langkah yang konkret,” ujarnya.
Program digitalisasi desa bersama SimpelDesa, kata dia, jadi titik tolak untuk menunjang perkembangan lainnya.
“Setidaknya, perangkat desa familiar dengan sistem manajemen digital supaya bisa berkembang ke hal-hal lain. Malah nanti bisa ada Pers Desa. Kita gandeng mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi untuk memberi pengarahan tentang teknik pembuatan berita dan pengelolaan website desa, sehingga potensi dan kemajuan desa bisa terekspos,” pungkasnya. (Reta)**