BANDUNG, unpas.ac.id – Paduan Suara Lingkung Seni Mahasiswa (Paralisma) Universitas Pasundan berhasil menyabet silver medal pada kompetisi Maranatha Virtual Choir Festival (MVCF) 2021 yang diselenggarakan oleh Maranatha Christian University Choir, Universitas Kristen Maranatha.
Perhelatan ini digelar sebagai jawaban atas tantangan kegiatan paduan suara di tengah pandemi. Juga, memberikan kesempatan bagi insan muda untuk mengembangkan minat dan bakat di bidang tarik suara.
Kompetisi MVCF 2021 menghadirkan dewan juri sekaligus musisi berpengalaman, seperti Isyana Sarasvati, Aning Katamsi, Agastya Rama Listya, Budi Susanto Yohanes, Agustinus Bambang Jusana, dan Anna Tabita Abeleda-Piquero dari Filipina.
“Paralisma memang rutin berlatih setiap minggunya. Tapi, kebetulan ada perlombaan, jadi koordinator padus langsung membentuk tim, mencari lagu yang cocok, dan melakukan produksi karena kompetisi diselenggarakan secara online,” jelas Ketua Umum LISMA Unpas, Ziyan Khatami, Rabu (2/6/2021).
Paralisma bersaing dengan 18 tim lain dari kategori Perguruan Tinggi dan Umum dan membawakan lagu Awake, My Soul ciptaan Elaine Hagenberg. Lagu tersebut dipilih karena adanya kecocokan karakter lagu dengan karakter Paralisma saat bernyanyi.
Proses latihan memakan waktu 2 bulan, meliputi pembentukan suara, memperdalam materi lagu, belajar diksi, melatih ekspresi, hingga pengambilan video, audio, dan editing. Meski menjadi gelaran padus virtual yang pertama diikuti, Paralisma mampu menyuguhkan penampilan terbaiknya berkat latihan dan kerja sama tim yang kompak.
“Saya berterima kasih kepada koordinator Paduan Suara dan Musik (PSM) Rizqy Mahendra dan Puja Lestari, juga pelatih berikut konduktor Galang Jusuf, karena telah berhasil mengoordinasi tim, sehingga Paralisma berhasil meraih silver medal di ajang nasional ini,” tuturnya.
Paralisma juga memenuhi kriteria penilaian yang ditetapkan, di antaranya intonasi, kualitas vokal, kesesuaian dengan partitur, serta impresi artistik secara keseluruhan. Walaupun sempat mengalami kendala seperti keterbatasan equipment dan kesulitan editing.
“Saya rasa, kesulitan itu wajar, apalagi ini pengalaman perdana kami karena sebelumnya mengikuti lomba padus saat kondisi masih normal. Tapi, semuanya terbayarkan saat kami memperoleh silver medal, persembahan untuk Unpas dan LISMA,” imbuh Ziyan.
Perolehan tersebut menjadi bahan evaluasi bagi Paralisma untuk terus meningkatkan kualitas dan menorehkan prestasi, baik di kancah nasional maupun internasional. Paralisma juga tengah mempersiapkan diri mengikuti lomba paduan suara tingkat nasional pada September mendatang. (Reta Amaliyah S)*