BANDUNG, unpas.ac.id – Standar Operasional Prosedur (SOP) Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Universitas Pasundan yang rencananya digelar Juli mendatang sesuai surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan masih dipersiapkan secara matang.
Penyusunan SOP memerlukan waktu cukup lama karena mencakup banyak aspek yang berhubungan dengan kondusivitas pelaksanaan PTM. Sejauh ini, hampir seluruh dosen, tenaga kependidikan, dan karyawan di lingkungan Unpas telah menerima vaksinasi sebagai ikhtiar mengurangi penularan Covid-19.
Selain kesiapan SDM, Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU mengatakan, PTM akan sangat memperhatikan sarana prasarana pendukung protokol kesehatan, salah satunya dengan merancang thermogun (alat cek suhu) berbasis IT.
“Kami sedang mempersiapkan sarana prasarana dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. Dalam hal ini, Unpas ingin memanfaatkan teknologi informasi dan merancang thermogun yang terintegrasi dengan komputer,” katanya di Kampus IV Unpas, Jalan Dr. Setiabudhi No 193, Bandung, Kamis (6/5/2021).
Jika memungkinkan, thermogun berbasis IT akan dilengkapi fitur yang dapat memuat data mahasiswa. Data tersebut untuk mengantisipasi apabila ada mahasiswa yang terinfeksi Covid-19, sehingga memudahkan tracing dan mencegah penyebaran.
“Kami pun berupaya untuk memaksimalkan sarana prasarana, tata ruang, meningkatkan kedisiplinan dan kesadaran SDM di lingkungan Unpas, serta menyusun hal-hal lain yang dapat menunjang keberhasilan PTM,” jelas Rektor.
Rektor melanjutkan, pelaksanaan PTM akan diprioritaskan bagi angkatan 2020 dan mahasiswa tingkat akhir yang memerlukan praktikum di laboratorium. Ini pun hanya 50 persen mahasiswa yang diperbolehkan ke kampus, selebihnya masih secara daring.
“Nanti keputusannya akan diberitahukan lebih lanjut kalau memang Juli sudah memungkinkan tatap muka. Kami masih menyusun SOP dan tidak mau gegabah,” tuturnya.
Persiapan belajar mengajar tatap muka di perguruan tinggi ketika situasi pandemi memang cenderung lebih sulit dibandingkan sekolah dasar dan menengah. Hal ini karena banyak mahasiswa yang berasal dari luar daerah dan provinsi.
“Perlu diingat, untuk mengadakan kembali PTM tidak cukup hanya dengan jaga jarak dan pakai masker. Lebih dari itu, aspek-aspek sangat kompleks dan betul-betul harus diperhatikan,” pungkasnya. (Reta Amaliyah S)*