
BANDUNG, unpas.ac.id – Merebaknya pandemi Covid-19 sempat membuat perekonomian Indonesia terpuruk akibat diberlakukannya pembatasan kegiatan. Peraturan ini berdampak pada drastisnya penurunan omzet UMKM.
Di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, banyak pelaku UMKM yang mengalami penurunan omzet akibat pandemi, salah satunya usaha kerajinan bambu.
Guna membantu meningkatkan penjualan dan memberdayakan perajin bambu di Desa Kertawangi, program studi Administrasi Bisnis, FISIP Universitas Pasundan menerjunkan tim untuk melakukan pembinaan.
Tim diketuai oleh Dr. Siti Patimah, SE., M.Si. dan beranggotakan Erti Dinihayati, S.Stat., M.Stat., Fernanda Putri Turmundo, dan Suheri.
“Kami memfokuskan kegiatan pengabdian di lokasi usaha milik Dian Setiawan setelah survei dan berkoordinasi sebelumnya,” tuturnya, Selasa (21/6/2022).
Berdasarkan hasil koordinasi, mitra mengaku mengalami penurunan omzet, bahkan menghentikan produksi saat pandemi. Padahal, pada kondisi normal penjualan selalu stabil hingga mampu mengekspor produknya ke negara-negara Eropa, Arab Saudi, Amerika, dan Australia.
“Mitra sudah menjalankan bisnisnya sejak 10 tahun lalu. Selama pandemi, mitra tidak dapat menjalankan usahanya dan hampir gulung tikar karena produksi dihentikan, kegiatan pemasaran juga ditutup,” imbuhnya.
Untuk membangkitkan geliat usahanya yang hampir padam, mitra berkolaborasi dengan usaha kecil lainnya. Berkat kolaborasi tersebut, omzetnya mulai merangkak naik.
“Supaya omzet bisa kembali normal seperti sebelum pandemi, kami mengarahkan mitra lewat penjelasan manajemen usaha, termasuk pemasaran daring atau online marketing,” lanjutnya.
Tak hanya itu, tim PKM FISIP Unpas juga memberikan peralatan produksi berupa mesin laser untuk mempermudah produksi kerajinan bambu, serta memberikan workshop pembukuan sederhana agar pengelolaan keuangan mitra lebih teratur.
Bantuan peralatan ini diberikan lantaran mitra masih menggunakan peralatan seadanya untuk memproduksi kerajinan bambu.
“Dengan dilaksanakannya kegiatan pemberdayaan ini, usaha mitra dapat bangkit kembali dan menghasilkan lebih banyak inovasi kerajinan bambu,” katanya. (Reta)**