BANDUNG, unpas.ac.id – Pada dasarnya, setiap individu memiliki jiwa kepemimpinan dan potensi untuk memimpin dirinya sendiri maupun orang lain. Namun, sebagai makhluk sosial, seorang pemimpin perlu memperhatikan kualitas leadership yang berorientasi pada kepentingan bersama dan tidak bersifat dominan.
Atas dasar inilah, Kamiliya Nabilah, mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2019, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pasundan tertarik untuk turut serta dalam pelatihan kepemimpinan yang diprakarsai yayasan non-profit Pemimpin.id.
Mahasiswi asal Karawang ini aktif di Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BPPM) Pasoendan. Ia juga pernah terlibat kepartaian kampus, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan volunter gerakan pemuda bebas plastik.
Nabilah merupakan satu dari 70 peserta yang terpilih mengikuti program LeadID. Program tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas SDM Indonesia, khususnya anak muda agar mampu berdiri atas dirinya sendiri dan siap memberdayakan orang lain.
“Saya termotivasi untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya, salah satunya lewat pelatihan kepemimpinan. Minimal, di program LeadID saya bisa mengetahui dasar-dasar memimpin diri sendiri,” jelasnya, Kamis (7/10/2021).
Tahun ini, total peserta yang mendaftar program LeadID mencapai 473 orang dari berbagai perguruan tinggi. Target peserta adalah civil society, seperti penggerak komunitas, aktivis organisasi kemahasiswaan, dan lain-lain. Peserta akan menerima pelatihan self concept, self awareness, dan self regulation.
Tawarkan ragam manfaat
Nabilah menjelaskan, program LeadID menawarkan beragam manfaat. Peserta akan memperoleh modul pembelajaran tentang effective self-leadership, dibimbing oleh mentor berpengalaman di bidang kepemimpinan, jejaring kepemudaan, dan tergabung dengan forum alumni LeadID.
“Peserta berkesempatan menjalin kolaborasi bersama alumni dan jadi relawan di Pemimpin.id. Peserta juga mendapat sertifikat, tapi harus aktif di program-program LeadID, seperti mengerjakan final project dan tugas-tugas,” katanya.
Memasuki quarter life crisis, ia mulai menyadari pentingnya mengenal diri sendiri. Untuk itu, ia berusaha memperdalam self awareness (kesadaran seseorang dalam memahami dirinya) guna membangun kualitas diri yang lebih baik.
“Melalui program LeadID dan pengetahuan tentang self awareness, saya berharap mampu mengontrol emosi, terutama ketika dihadapkan dengan situasi yang menekan. Juga, mengetahui hal-hal yang mesti diperbaiki dan dipertahankan,” lanjut Nabilah.
Memaksimalkan potensi diri
Meski sempat mengalami kendala teknis, namun ia tetap mengikuti tahapan seleksi semaksimal mungkin. Ia menjabarkan potensi dirinya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara komprehensif. Ia juga memaksimalkan pemaparan kontribusinya di video berdurasi 3,5 menit.
“Saya terkendala koneksi internet yang menyebabkan video pemaparan kontribusi sempat gagal terkirim. Ditambah, saya tidak punya kemampuan edit video. Maka dari itu, saya memaksimalkan cara penyampaian dibanding estetika video,” terangnya.
Setelah lulus dari program LeadID, Nabila berkomitmen untuk berkontribusi di BPPM Pasoendan. Ia akan membenahi internal organisasi dan mengajak rekan-rekannya untuk menyebarkan energi positif seperti yang ditekankan di LeadID.
Tekankan pentingnya jiwa kepemimpinan
Bagi Nabilah, keikutsertaannya di program LeadID bukan sekadar ajang unjuk diri. Lebih dari itu, LeadID memotivasinya untuk menjadi pemimpin yang tahan banting, terbuka terhadap kritik, dan bisa memanajemen waktu.
“Jiwa leadership sangat penting, khususnya bagi pemuda. Karena tidak semua orang bisa menjadi pemimpin yang baik, bersedia diberi masukan, satu tujuan, dan bisa membina kerja sama. Bisa dibilang, leadership adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap orang, bagaimana jadi pemimpin untuk diri sendiri,” tutupnya. (Reta)*