BANDUNG, unpas.ac.id – Universitas Pasundan merupakan perguruan tinggi yang mengedepankan nilai-nilai kesundaan dan keislaman.
Meski tidak berlabel Islam secara eksplisit, namun sesuai visi misi yang telah ditetapkan, Unpas berlandaskan dan memadukan kedua nilai tersebut.
Unpas berupaya menciptakan suasana kampus dengan toleransi beragama yang kuat, sehingga tidak ada diskriminasi.
Salah satunya dirasakan mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi angkatan 2018, Yovita Rheina Halim. Selama menempuh studi di Unpas, bahkan hingga pelaksanaan sidang akhir bulan lalu, ia tidak merasa ada sekat dengan mayoritas mahasiswa yang beragama Islam.
“Toleransinya sangat tinggi. Saya tetap bisa berbaur dengan mahasiswa lain dan kami tidak pernah menyinggung masalah keyakinan, justru lebih banyak sharing. No judge, no racist, no bullying,” katanya, Jumat (14/4/2023).
Yovita mengatakan, banyak pengalaman berharga yang ia dapatkan. Mulai dari metode pembelajaran yang menyenangkan, penjelasan materi yang mudah dicerna, dan kurikulum yang up to date.
“Di Ilkom Unpas, saya belajar segala hal dan saya merasa kuliah di Unpas adalah hal yang worth. Belajarnya simpel, tapi bermanfaat,” ujar dia.
Ia menambahkan, dari perkuliahan yang ia jalani, sedikit banyak juga membantu aktivitas bisnisnya.
Yovita yang sejak beberapa tahun lalu menjalankan bisnis aksesoris dan fashion mencoba mengaplikasikan teknik digital marketing, copywriting, dan public speaking yang ia terima dari dosen-dosennya.
“Setelah lulus, saya berencana mengambil sekolah bahasa Mandarin di China, lalu lanjut S2 di Kanada dengan beasiswa. Keputusan ini juga tidak lepas dari dukungan dosen di Unpas. Kalau ditanya apa yang paling berkesan dari Unpas, bagi saya adalah dosen yang suportif,” jelasnya.
Ia ingin, pengalamannya bisa meyakinkan calon mahasiswa dari kalangan nonmuslim untuk tidak ragu melanjutkan studi di Unpas.
“Kalau kita baik, orang lain juga bakal respect. Apalagi dosen-dosen di Unpas semuanya merangkul dan mengajarkan kebaikan, begitu juga dengan mahasiswanya. Jadi, percaya diri saja,” tandasnya. (Reta)**