BANDUNG, unpas.ac.id – Pesatnya kemajuan di era teknologi informasi membuat pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak hanya bergantung pada industri ekstraktif.
Keadaan tersebut menuntut pelaku bisnis untuk lebih terbuka dalam melihat berbagai peluang yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satunya melalui industri brainware yang mencakup industri kreatif dan industri digital.
Pelaku bisnis bisa memanfaatkan perkembangan big data, di antaranya untuk sektor e-commerce, transportasi publik, keuangan dan perbankan, telekomunikasi, e-health, ekonomi kreatif, hingga sistem informasi gamifikasi.
Terkait gamifikasi untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, Dosen Teknik Informatika sekaligus Wakil Dekan II Fakultas Teknik Universitas Pasundan Dr. Ririn Dwi Agustin, M.T. menjelaskan, gamifikasi menerapkan elemen permainan ke lingkup non-permainan, seperti bisnis.
Ketika memasukkan elemen permainan ke dalam campaign pemasaran, produk, hingga aplikasi online, tentu bisa meningkatkan engagement pelanggan. Bisnis akan mendapat banyak data perilaku pelanggan dan wawasan berharga tentang aktivitas pelanggan.
Gamifikasi memungkinkan pengguna atau pelanggan memperoleh reward untuk aktivitas yang dilakukan, misalnya melakukan pemesanan atau mencoba fitur baru sebuah produk.
Menambah Fitur Gamifikasi
Untuk menambah fitur gamifikasi pada proses bisnis dan aplikasi, pelaku bisnis terlebih dulu membutuhkan Transaction Processing System (TPS) yang mumpuni. Sebab, informasi yang diambil dari TPS akan digunakan untuk menanam game play pada aplikasi.
“Misalnya, di aplikasi terdapat fitur ‘melihat informasi’. Dengan gamifikasi, fitur tersebut dimodifikasi sedemikian rupa agar menjadi achievement bagi penggunanya. Progresnya pun bisa dilihat oleh pengguna,” jelasnya pada Webinar Nasional Inovasi Sistem Informasi dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Kreatif di Indonesia, Kamis (30/3/2023).
Gamifikasi juga dapat diterapkan pada pekerjaan eksekusi transaksi, seperti mengisi formulir. Banyak aplikasi yang sudah menggunakan gamifikasi dalam proses bisnisnya, di antaranya mengisi formulir.
“Agar tidak membosankan, aktivitas mengisi formulir bisa diubah menjadi quest atau misi yang harus diselesaikan. Setiap misi selesai, pengguna diberikan feedback, bisa berupa koin, poin, dan lainnya. Ini bisa ditemukan dengan mudah di Tokopedia, Gojek, Shopee, dan sebagainya” paparnya.
Ia menambahkan, sistem informasi gamifikasi membuka peluang bagi penggemar game untuk memanfaatkan dan mengimplementasikan pengalamannya saat bermain game.
“Mereka berperan mengonfirmasi business goal, transformasi ke player, mendesain engagement model, mengatur game balance, menentukan reward bahkan punishment sebagaimana di dalam game,” tandasnya. (Reta)**