BANDUNG, unpas.ac.id – Penggusuran paksa rumah warga RW 11 Tamansari, Kota Bandung, 12 Desember 2019 lalu masih segar di ingatan. Eksekusi berlangsung ricuh, bahkan aparat diduga melakukan tindakan represif yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
Rentetan peristiwa penggusuran ini lantas dituangkan kembali oleh Muhammad Rizal Fauzan, mahasiswa jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Pasundan dalam indepth reporting bertajuk ‘Ironi: Bertahan di Tengah Reruntuhan Tamansari’.
Tulisannya memenangkan predikat berita panjang terbaik di Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional yang diselenggarakan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Estetika, Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), Universitas Negeri Makassar, 5-7 November 2021.
Pada pelatihan tersebut, Rizal mewakili LPM Jumpa Unpas. Ia menerima pendalaman materi mengenai jurnalisme digital, jurnalisme data, dan jurnalisme investigasi, untuk diimplementasikan di internal lembaganya guna menghadapi tantangan di era disrupsi.
“Saya mengambil topik reruntuhan Tamansari karena faktor proximity (kedekatan). Kebetulan sekretariat LPM Jumpa berada di Kampus II Tamansari, ditambah isunya masih hangat sampai sekarang,” katanya, Senin (15/11/2021).
Rizal menyusun laporan mendalamnya bersama rekan satu kelompok dari LPM Jelata STIE Amkop Makassar. Kendati demikian, seluruh data dan tulisan mentah ia susun sendiri, sementara rekannya bertugas menyunting dan mengumpulkannya kepada panitia.
Dibalut gaya penulisan humanis, Rizal mengisahkan warga yang masih berjuang dan bertahan di reruntuhan Tamansari meski pembangunan rumah deret sudah berlangsung. Ia mengupas latar belakang penggusuran, tindakan represif aparat, hingga perjuangan Forum Tamansari Melawan.
“Untuk menyusun laporannya, saya menggunakan kaidah jurnalisme data sesuai tema yang diusung di PJTLN, yaitu ‘Jurnalisme Digital di Era Pandemi’, jadi tidak observasi langsung ke lapangan. Dari mengumpulkan data sampai tersusun sebagai indept reporting kurang lebih memakan waktu 3 hari,” lanjutnya.
Rizal mengatakan, informasi yang ia peroleh selama masa pelatihan menjadi tambahan pengetahuan untuk mengembangkan LPM Jumpa, khususnya tentang produk jurnalistik yang baik dan benar di era jurnalisme digital.
“Saya bagikan kepada teman-teman di LPM Jumpa agar kegiatan kami ke depannya bisa berjalan efektif. Sedikitnya, kami tahu bahwa produk jurnalistik tidak selalu kaku dan bukan hanya berbentuk tulisan,” terangnya.
Mahasiswa angkatan 2020 ini berharap, ia dapat menjaga semangat menulisnya serta membawa nama LPM Jumpa khususnya dan Unpas umumnya lebih baik lagi.
“Perjalanan masih panjang, saya harus terus berkarya dan tidak terpaku dengan kemenangan kemarin. Semoga LPM Jumpa bisa menjadi tempat belajar dan mengimplementasikan ilmu, menuju ke atas dan berkarya bersama-sama,” tutupnya. (Reta)*