BANDUNG, unpas.ac.id – Guna mewujudkan visi Universitas Pasundan sebagai perguruan tinggi yang mengusung nilai Sunda dan Islam, Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Syiar Islam (LPPSI) hadir menjadi ujung tombak untuk membentuk sivitas akademika berkarakter nyantri.
LPPSI berperan menjabarkan salah satu slogan Unpas, yaitu pengkuh agamana untuk membumikan Islam melalui aspek-aspek yang meliputi tingkat pemahaman, tingkat pengamalan, moderasi beragama, dan infrastruktur keagamaan.
Ketua LPPSI Dr. Tata Sukayat, M.Ag mengupayakan tingkat pemahaman keagamaan kepada dosen dan mahasiswa lewat pembinaan, kajian, pengajian, dan penelitian. LPPSI juga tengah merencanakan Jurnal Siaruna untuk membuat klaster penulisan berbasis keislaman.
“Tujuannya, agar tenaga pendidik Unpas mampu menyampaikan mata kuliah yang bernafaskan Islam. Hal tersebut diharapkan melahirkan akademisi yang dapat menggabungkan antara ilmu sains dan pengetahuan modern dengan keislaman,” jelasnya, Senin (31/5/2021).
LPPSI juga mengimplementasikan nilai-nilai keislaman dengan memakmurkan masjid. Mahasiswa diberi kesempatan untuk membentuk Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dan menjalankan fungsi idaroh, imaroh, serta riayah.
“Ini yang membedakan Unpas dengan perguruan tinggi lain. Kalau biasanya masjid dipegang oleh dosen atau unit tertentu, di Unpas justru mahasiswa berkesempatan mengelola, sehingga mereka bisa menerapkan teori yang diperdalam di kelas,” tambahnya.
Meski mengedepankan nilai Islam, namun Unpas lebih mengkaji keislaman secara ilmiah. Mahasiswa diajarkan pengetahuan Islam moderat, bukan fundamental mapun liberal. Internalisasi nilai Islam di Unpas mencoba mewujudkan paradigma simbiotik antara agama dan negara.
“Kita berada pada garis tengah, tidak liberal atau fundamentalis. Kita saling melengkapi atau komplementer, juga mengedepankan toleransi, karena di Unpas mahasiswanya beragam, jadi mereka bisa merasakan kedamaian,” ujarnya.
Adapun infrastruktur keagamaan di Unpas sebagai penunjang ketiga aspek sebelumnya telah banyak berbenah. Masjid di Unpas sangat layak dan nyaman untuk dijadikan sebagai tempat atau sarana peribadatan.
Langkah praktis lain yang telah ditempuh LPPSI di antaranya mengarahkan tema-tema penelitian ke arah keislaman dan menulis buku berisi pesan keagamaan dengan bahasa Sunda. LPPSI juga berencana melakukan inventarisasi naskah-naskah keislaman berbahasa sunda yang sangat kaya di tatar Pasundan.
“Kita punya obsesi menjadi kiblat kolaborasi antara nilai keislaman dan kesundaan. Wacana Islam dan Sunda sudah turun temurun, tapi wujud nyunda yang Islam akan kami coba wujudkan di Unpas,” tutupnya. (Reta Amaliyah S)*