BANDUNG, unpas.ac.id – Di tengah derasnya arus globalisasi, penguasaan bahasa asing menjadi aspek penting untuk mendukung komunikasi. Bagi mahasiswa, mempunyai kemampuan berbahasa asing bukan hanya meningkatkan kualitas diri, namun memberikan nilai tambah dalam peluang kariernya.
Kini, belajar bahasa asing tak melulu lewat kursus berbayar. Berbekal niat dan kemauan, banyak muda-mudi yang mahir berbahasa asing hanya dengan belajar otodidak. Termasuk Valda Zahirra Sidqi, mahasiswi angkatan 2019 jurusan Ilmu Hukum Universitas Pasundan yang menguasai lebih dari lima bahasa asing.
Selain kecakapan bahasa Inggris yang sudah di level advance, Valda juga mampu bertutur menggunakan bahasa Korea, Jerman, Thailand, Prancis, Jepang, dan Spanyol. Valda mengaku, ketertarikannya untuk mempelajari bahasa asing berawal dari program hiburan yang diikutinya.
“Awalnya memang suka dari hiburannya, seperti film, drama, dan musiknya. Seiring berjalannya waktu, saya merasa kalau bahasa asing itu unik. Jadi, supaya lebih positif dan membangun produktivitas, saya mulai belajar bahasanya, memahami tulisannya, sampai intonasi dan budaya negaranya,” kata Valda, Senin (23/8/2021).
Meski lebih banyak belajar secara mandiri, tapi Valda tidak menyia-nyiakan kesempatan jika ada kursus bahasa gratis. Beberapa di antaranya kursus bahasa Korea yang pernah diselenggarakan Unpas dan kursus bahasa Prancis online.
Sukai dan praktikkan
Menurut Valda, sebelum memutuskan belajar bahasa asing, pastikan jangan hanya mengikuti tren. Perlu ada dorongan keingintahuan dan rasa suka dari diri sendiri agar saat belajar tidak merasa terbebani.
“Belajar bahasa asing itu butuh niat, karena di samping bisa bicara bahasanya, kita juga harus mengerti cara membaca dan menulisnya. Valda pribadi selalu mulai dari dasar, jadi memperdalam tulisan dulu, baru melatih pengucapannya, atau bisa sebaliknya tergantung kesulitan bahasanya,” jelasnya.
Selanjutnya, mengatur prioritas. Keinginan untuk menguasai berbagai bahasa asing tentu menjadi dambaan banyak mahasiswa. Namun, akan lebih baik jika dipelajari dan difokuskan satu persatu, minimal sampai merasa percaya diri untuk menuturkannya.
“Jangan lupa sambil dipraktikkan agar kemampuan berbicara terus terasah. Kebanyakan orang hanya belajar tapi tidak mempraktikkan, salah satu faktornya mungkin karena respons dari sekitarnya kurang baik ya, tapi justru ini tantangannya,” tambah Valda.
Cara Valda mempraktikkan kemampuan berbicara bahasa asing terbilang cukup unik. Ia biasanya bermain game yang memiliki fitur komunikasi dua arah bersama pengguna dari Korea, Thailand, dan negara lain. Ia juga memanfaatkan aplikasi belajar bahasa gratis seperti Duolingo untuk memperlancar kemampuannya.
Bahasa asing dan mimpi besar Valda
Selalu ada hambatan menuju sukses, begitu kiranya yang dirasakan Ajudan Milenial Gubernur Jawa Barat 2021 ini selama belajar bahasa asing. Bagi Valda, bahasa yang sistem penulisannya menggunakan aksara seperti Korea, Jepang, dan Thailand memerlukan waktu belajar lebih lama.
“Bahasa yang masih ditulis menggunakan alfabet jauh lebih mudah dipahami, tinggal menyusun gramatikal dan mengatur pengucapannya. Kesulitan lainnya paling menentukan nada yang tepat, karena kalau salah sedikit, maka artinya bisa berbeda,” terangnya.
Dengan menguasai bahasa asing, Valda berencana untuk melanjutkan studi S2 ke luar negeri. Ia menargetkan beasiswa penuh di Korea atau Amerika, segera setelah lulus program sarjana. Ia ingin mewujudkan mimpi besarnya menjadi Menteri Hukum dan HAM sesuai latar belakang pendidikannya.
“Rencana terdekat pasti untuk lanjut S2 ya, tapi target terjauhnya Valda ingin traveling keliling dunia tanpa harus ditemani penerjemah,” tuturnya.
Sembari meningkatkan soft skill dan menambah pengalaman di ranah global, saat ini Valda tengah mempersiapkan diri mengikuti Konferensi ASEAN – China Young Leaders 2021 dan menyibukkan diri dalam kegiatan mentoring bernama Volunteer Vision.
“Konferensi ini diselenggarakan oleh ASEAN Foundation dan bekerja sama dengan Peking University. Kegiatannya dilaksanakan secara virtual, di mana peserta akan terlibat proses interaktif untuk memahami diplomasi dan pengambilan keputusan negara-negara anggota ASEAN dalam menyikapi isu regional melalui berbagai simulasi konferensi ASEAN,” tutupnya. (Reta)*