BANDUNG, unpas.ac.id – UKM Lingkung Seni Mahasiswa (LISMA) Universitas Pasundan selalu punya cara menarik dalam membangkitkan kreativitas anggotanya.
Lewat helatan Emblim, Minggu (6/3/2022), LISMA tak hanya menggelorakan spirit kesenian anggota barunya, tapi juga mengasah team work guna menciptakan keselarasan dan hubungan yang solid.
Emblim merupakan kegiatan pengukuhan untuk mengubah status dari anggota baru biasa tidak penuh menjadi anggota baru biasa penuh sekaligus penyematan emblem. Meski dalam situasi pandemi, LISMA mampu menjaring ratusan peminat dan mengukuhkan 109 anggota baru.
Sebelum pelaksanaan Emblim, LISMA telah melaksanakan Pelantikan Anggota Baru (PAB) untuk menyematkan syal keanggotaan.
Ketua Umum LISMA Periode 2021-2022 Dimas Reza Primusalim menyebut, anggota baru LISMA angkatan ke-38 menyandang nama Veltiosi. Emblim ke-38 menampilkan konsep ala dunia bawah laut dengan tema Atlantis: Harta Karun di Bawah Laut.
“Tema, logo, dan konsep diserahkan sepenuhnya kepada anggota baru agar mereka bisa menyalurkan ide-ide kreatifnya. Mereka juga diminta untuk unjuk kesenian sesuai unit yang dipilih,” katanya.
Sederet penampilan apik disuguhkan oleh para anggota baru, mulai dari teatrikal, monolog, surealis, kesenian daerah Sunda, fotografi, videografi, paduan suara, musik, band, grup vokal, tari kreasi, tari modern, hingga mapag.
“Melalui Emblim, saya ingin anggota baru menanamkan karakter efektif, efisien, kreatif, maju, dan dinamis dalam berkesenian dan berorganisasi. Saya harap, hadirnya anggota baru dapat meningkatkan kembali kualitas kesenian di era pandemi,” lanjut Dimas.
Siap Buat Gebrakan Baru
Dimas bersyukur, sebagai salah satu UKM tertua di Unpas, LISMA masih eksis di kalangan mahasiswa baru. Dengan daya dukung fasilitas dan sarana prasarana yang mumpuni, LISMA yakin dapat menumbuhkan bibit-bibit pelaku seni yang tidak hanya unggul dalam berkesenian, namun juga aktif di organisasi dan akademik.
“Saya rasa, tingginya minat mahasiswa untuk bergabung dengan LISMA tidak terlepas dari legacy yang dibangun oleh para senior LISMA. Ditambah studio yang lengkap untuk lima unit kesenian LISMA, tempat latihan, dan sekretariat utama, setidaknya jadi bahan pertimbangan bagi mahasiswa,” paparnya.
Dimas mengatakan, kini LISMA akan memasuki garapan program kerja utama yang mengangkat tajuk “Krikil: Krisis Karya LISMA”. Krikil fokus pada apresiasi kesenian bagi sanggar dan pelaku seni yang terpuruk selama pandemi.
Apresiasi seni ini sebagai satire untuk pemerintah agar sanggar dan pelaku seni turut diperhatikan di tengah krisis. Dengan gebrakan dan semangat baru dari angkatan ke-38, Dimas yakin LISMA bisa melakukan transformasi yang lebih baik.
“Selain mempersiapkan program kerja utama, beberapa unit kesenian juga sedang menggarap program. Unit paduan suara bersiap untuk ikut lomba padus tingkat nasional. Musik sebentar lagi akan merilis lagu baru. Teater dan sastra mau membuat antologi puisi yang dibuat oleh angkatan 1 sampai 38, mudah-mudahan semuanya lancar,” harapnya. (Reta)*