Dalam ranah bisnis, kata yang paling banyak dibahas saat ini adalah VUCA. Ketika teknologi informasi begitu digdaya ber-revolusi dan hadirnya digitalisasi dan artificial intelligence yang menjadikan dunia ekonomi dan bisnis mengalami keadaan yang penuh gejolak (Volatility), tidak pasti (Uncertainty), rumit (Complexity), dan serba kabur (Ambiguity). Alhasil VUCA menggeser dominasi dua kata magis yang selama puluhan tahun menjadi pola pikir dunia bisnis: efektivitas dan efisiensi.
Demikian dikatakan Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp., M.Si., M.Kom saat memberikan sambutan pada acara kuliah umum yang diselenggarakan oleh One Asia Foundation, hari Rabu 11 Maret 2020, di aula Oto Iskandar Di Nata Kampus IV Unpas, Jalan Setiabudhi, Bandung.
Dikatakan Prof. Eddy Jusuf, kegiatan dimaksud terlaksana berkat kerjasama kemitraan Unpas dengan One Asia Foundations. “Kegiatan sekarang merupakan acara kedua. Pada tahun yang lalu, di gedung ini hadir pendiri One Asia Foundation, yaitu Mr. Yoji Sato untuk memberikan kuliah umum. Beliau prihatin dengan kondisi masyarakat dunia saat ini yang masih terus mempertahan keegoannya masing-masing. Hal itu potensial memicu terjadinya perang dunia ketiga yang akan meluluh-lantakkan dunia dan manusia yang ada di bumi ini,” kata Rektor Unpas.
Saat ini ada sebelas perguruan tinggi yang menjadi anggota One Asia di Indonesia. Unpas menjadi satu-satunya PTS yang berkesempatan menjadi bagian komunitas One Asia.
Tujuan didirikannya One Asia Foundation adalah untuk turut memberikan kontribusi bagi terciptanya saling pengertian sesama anggota komunitas dengan menjaga perdamaian Asia dan keamanan global. Mengingat saat ini persaingan ekonomi dan politik yang menumbuh-suburkan konflik etnis, ras, dan agama, bahkan menimbulkan peperangan yang terjadi di beberapa kawasan Asia dan Timur Tengah.
Kegiatan One Asia kali ini mengangkat tema “Exploring Ideas in Entrepreneurship within Asia Community”. Hal itu merupakan upaya untuk menjawab tantangan yang kita hadapi sebagaimana dipaparkan di atas. Untuk keperluan tersebut, panitia menghadirkan beberapa nara sumber, yang bukan saja hanya dari kalangan akademisi, melainkan juga praktisi.
“Event edukasi ini juga diharapkan melahirkan kader yang dapat menjawab masalah bangsa, dan masalah Asia pada umumnya, dengan mampu menjadi peace maker, infleuncer bagi terwujudnya kemitraan dan kolaborasi lintas suku, bangsa, dan ras. Selain itu, juga menjadi wirausahawan muda yang tetap peduli terhadap lingkungan sekitar, serta promotor semangat gotong royong yang saat ini mulai memudar,” ucap Rektor Unpas.
Selanjutnya ditegaskan, dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan.” Peningkatan kualitas pendidikan bagi suatu bangsa harus menjadi prioritas utama. Kualitas pendidikan sangat penting artinya, karena hanya manusia berkualitas saja yang bisa bertahan hidup di masa depan,” tegasnya lagi.
PBB melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) telah mencanangkan empat pilar pendidikan, yakni: (1) Learning to know, (2) Learning to do, (3) Learning to live together, dan (4) Learning to be. Pilar ketiga, saat ini harus menjadi fokus perhatian kita, dengan menumbuh-suburkan sikap saling menghargai, sikap terbuka, mau memberi dan menerima melalui proses saling belajar untu kmenjalani kehidupan bersama.
Dalam menyikapi arus perubahan di dunia pendidikan tinggi saat ini, terdapat delapan program kebijakan yang bisa dilaksanakan oleh perguruan tinggi dalam mengimplementasikan KampusMerdeka. Kedelapan program itu adalah (1) magang atau praktik kerja, (2) proyek di desa, (3) mengajar di sekolah, (4) pertukaran mahasiswa, (5) wirausaha, (6) penelitian atau riset, (7) proyek independen, dan (8) proyek kemanusiaan. Adapun kegiatan One Asian Community adalah bagian dari inovasi kebijakan dalam mengimplementasikan program kampus merdeka di Universitas Pasundan yang saat ini memiliki tujuh fakultas dan satu pasca sarjana.
Kuliah umum ini, sebagaimana dikatakan Ketua Penyelenggara, Dr. Dindin Abdurochim, S.Sos., MM, M.Si. pada pengantar acara, dibagi menjadi dua bagian. Pertama, kuliah umum yang diikuti 163 mahasiswa, perwakilan dari program studi di lingkungan Unpas. Kedua, kuliah di kelas sebanyak delapan pertemuan yang diikuti 50 mahasiswa terpilih dari tiap fakultas, yang dilaksanakan pada bulan April dan Mei 2020. Kemudian 20 terbaik akan mendapatkan beasiswa dari One Asia Foundations, dan dua terbaik akan diberi kesempatan oleh Rektor Unpas mengikuti Konfrensi One Asia Comunity di Bangkok bulan Agustus nanti.
Dindin memaparkan, tujuan kuliah umum ini adalah untuk mendapatkan berbagai pemikiran yang terkait dengan pembentukan dan pengembangan komunitas Asia, meliputi berbagai bidang keilmuan. Adapun dengan menghadirkan tema seperti tersebut di atas, tujuannya untuk menggali berbagai ide, peluang, permasalahan, dan solusi terkait dengan wirausaha.
“Tujuan akhir dari kuliah One Asia ini adalah untuk memberikan kontribusi terhadap tujuan komunitas Asia, yaitu terciptanya saling pengertian sesama anggota komunitas, menjaga perdamaian Asia, dan keamanan global,” ucap Dindin.
Disebutkannya, yang menjadi narasumbernya selain dari Unpas, juga dari perguruan tinggi anggota One Asia di Indonesia, seperti UI, UPI, ITB, Unpad, dan Universitas Tadulako. Semula, katanya akan dihadirkan pula narasumber dari Turki, New Zealand, Singapura, dan Jepang. Namun karena terkait dengan upaya menangkal penyebaran wabah virus corona, jadwal untuk narasumber dari luar ditiadakan.
Kuliah umum dipandu oleh Dr. Eki Baihaki. Narasumber yang tampil memaparkan materi adalah Dr. Dianni Risda (Ketua/Representative One Asia Indonesia), Tb. Dedi “Miing” Gumilar selaku Duta Koperasi Indonesia, Ben Wirawan Sudarmadji, dan Prof. Dr. H. Jaja Suteja, SE, M.Si., CFRM, DBA (Wakil Rektor I Unpas).*** (TS)