BANDUNG, unpas.ac.id – Memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadan, Universitas Pasundan semakin gencar mengadakan kegiatan keagamaan melalui Kajian Islam Ramadan (Kaisar). Kaisar yang diinisiasi Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Syiar Islam (LPPSI) ini diisi dengan berbagai kegiatan seperti kuliah zuhur di tiga masjid kampus, tadarus Alquran, peringatan Nuzulul Quran, dan lainnya.
Khusus kegiatan kuliah zuhur, Wakil Rektor Bidang Pembelajaran, Kemahasiswaan, Alumni, Agama, dan Budaya (Belmawabud) Unpas Prof. Dr. Cartono, M.Pd., M.T. berkesempatan menyampaikan langsung materi kajian untuk memperkuat nilai pengkuh agamana sesuai visi yang diusung Unpas.
Sebelum memasuki cuti bersama Idul Fitri, Prof. Cartono mengisi kuliah zuhur dalam safari kampus terakhir di Masjid Ulul Albaab, Rabu (3/4/2024) yang diikuti civitas akademika di Kampus Setiabudi.
Kajian ini diharapkan dapat menorehkan rekam jejak kebaikan dan menambah pahala di bulan suci Ramadan, sehingga civitas akademika Unpas mencapai tujuan dan berkah puasa, yaitu memperoleh takwa sebagai sebaik-baiknya bekal untuk kembali kepada-Nya.
Untuk mewujudkan pengkuh agamana, Prof. Cartono mengidentifikasi tiga hal yang tercermin di lingkungan Unpas, yaitu:
- Civitas akademika Unpas merupakan bagian dari masyarakat muslim. Penting untuk bersyukur karena telah menjadi bagian dari umat Islam yang memiliki ajaran mulia.
- Paguyuban Pasundan (organisasi induk Unpas), meski tidak didirikan sebagai organisasi keagamaan, namun nilai-nilai Islam dan budaya Sunda yang ditegakkan telah mewarnai, melandasi, bahkan tertanam dalam visi Unpas.
- Kedua hal di atas harus tercermin dalam tindakan nyata, di mana Islam yang dianut haruslah kaffah, menyeluruh, dan tidak setengah-setengah.
“Nilai-nilai Islam dan Sunda telah menjadi ikon Unpas, dan diwujudkan dalam statuta Unpas yang dikenal dengan Tri Jati Diri Unpas, yaitu Pengkuh Agamana, Luhung Elmuna, Jembar Budayana dengan semangat silih asah, silih asih, silih asuh,” jelasnya.
“Di era modern ini banyak bermunculan paham baru yang menyimpang dari ajaran Islam. Kita patut bersyukur karena nilai-nilai Islam di Paguyuban Pasundan dan Unpas tidak bertentangan dengan ajaran Islam,” tambahnya.
Ia menekankan, pengkuh agamana harus diwujudkan dengan aksi. “Masuklah ke dalam Islam secara kaffah, menyeluruh, bukan setengah-setengah. Mudah-mudahan di hari-hari terakhir Ramadan, Allah memberi kita kemampuan untuk mengonversi pemahaman ini menjadi nilai-nilai takwa yang membantu kita mencapai kebahagiaan di akhirat,” tutupnya. (Reta)**