BANDUNG, unpas.ac.id – Dalam setahun ke belakang, pamor investasi saham makin berkembang pesat. Akibat ketidakpastian ekonomi di masa pandemi, banyak kalangan yang mencari pemasukan alternatif, salah satunya dengan memasuki dunia pasar modal.
Hal ini pula yang tengah ditekuni mahasiswi semester 7 jurusan Manajemen Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pasundan, Rosalina Wiguna. Berawal dari ketertarikannya saat mengambil mata kuliah Manajemen Investasi dan Portofolio, Rosa tertantang untuk mempelajari investasi saham lebih lanjut.
Gayung bersambut, 2020 lalu Rosa menerima hadiah voucer reksadana di salah satu aplikasi penyedia investasi dari kuis yang diadakan dosennya. Kesempatan tersebut ia gunakan untuk membeli reksadana sebelum akhirnya beralih ke investasi saham yang digelutinya hingga sekarang.
“Setelah memahami sistem jual beli dan perhitungannya, ternyata investasi saham lebih menarik dan prospektif dibanding reksadana atau menabung dalam bentuk uang. Apalagi, saya termasuk orang yang konsumtif, jadi uang selalu dihabiskan untuk belanja,” katanya, Rabu (4/8/2021).
Berkat investasi saham, Rosa mengaku pengelolaan uang tiap bulannya lebih terkontrol. Ia berusaha mengubah pola pikirnya dan rutin menyisihkan 10 persen uang bulanannya untuk diinvestasikan. Perlahan, kebiasaan konsumtifnya juga mulai berkurang dan investasi saham menjadi fokus kegiatannya selama di rumah.
“Dengan berinvestasi saham, maka akan membantu mengurangi nilai inflasi. Harga saham tiap tahunnya cenderung meningkat, sehingga kemungkinan untuk tergerus inflasi sangat kecil, beda dengan menabung uang tunai,” lanjutnya.
Walaupun masih terhitung belajar, namun dalam satu tahun ini Rosa sudah memperoleh keuntungan cukup besar, bahkan pernah sampai 50 persen. Meski sempat takut menderita kerugian, namun ia berhasil menepisnya dan menganggapnya sebagai bagian dari risiko.
Mengingat investasi saham cukup menjanjikan, Rosa turut berbagi kiat-kiat untuk pemula. Menurutnya, selain butuh keberanian, memilih saham di perusahaan yang sudah go public dan terkenal di pasaran merupakan kunci pentingnya.
“Kalau saya pribadi, biasanya berkonsultasi ke dosen sebelum membeli saham yang bagus dan risikonya rendah. Tapi, sejauh ini saya memilih beli saham di perusahaan BUMN, karena saya sendiri memakai produknya. Mengapa demikian? Karena saya pikir perusahaan BUMN akan dijaga sedemikian ketat oleh negara agar tidak sampai pailit,” tuturnya.
Mahasiswi yang juga Duta Kampus Unpas ini mengatakan, investasi saham sangat baik untuk jangka panjang. Di samping belajar autodidak, Rosa juga bergabung dengan grup Investor ManBis Unpas yang khusus membahas saham, trading, reksadana, dan seputar perekonomian di internal prodinya.
“Alhamdulillah dosen-dosen di prodi Manajemen Bisnis juga sangat mendukung mahasiswanya yang ingin belajar investasi. Mereka terbuka sekali jika ada mahasiswa yang mau konsultasi tentang saham. Responsnya baik, jadi kita juga makin semangat mengulik soal investasi,” terangnya.
Dari yang semula hanya berinvestasi 100 ribu rupiah, kini Rosa telah memiliki beberapa lot saham, seperti di BBRI, BCAP, CCSI, DMAS, EKAD, MSIN, dan sedang menunggu pesanan saham IPO dari Bukalapak.
“Saran saya, tidak ada salahnya mencoba, karena kalau hanya niat tanpa praktik ya percuma. Tidak perlu langsung besar nominal investasinya, yang penting konsisten sambil terus belajar. Dengan begitu, kita bisa melindungi nilai aset dari inflasi dan mampu memenuhi kebutuhan di masa mendatang,” tutupnya. (Reta)*