BANDUNG, unpas.ac.id – Tim mahasiswa program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pasundan meraih juara harapan 1 cabang lomba proyek kewarganegaraan dalam ajang Trilomba Kebangsaan ke VI Tingkat Nasional.
Lomba ini diselenggarakan oleh Universitas Negeri Malang dalam rangka memperingati hari pahlawan dan dies natalis ke-67. Selain lomba proyek kewarganegaraan, ajang tersebut juga mencakup lomba dialog interaktif dan lomba seni budaya lokal.
Tim mahasiswa PPKn FKIP Unpas beranggotakan Zulfa Ajda Khoiriya, Angestiya Pinakesti, dan Mirazein Gautami berhasil melaju ke babak final pada Rabu, (3/11/2021) setelah melewati tahap penyisihan yang diikuti 80 perguruan tinggi.
Dosen pembimbing proyek kewarganegaraan PPKn FKIP Unpas, Deni Zein Tarsidi, S.Pd., M.Pd. mengatakan, raihan ini tidak lepas dari pembiasaan menulis karya tulis ilmiah sejak mereka masih berstatus sebagai mahasiswa baru.
“Dosen-dosen FKIP Unpas berkomitmen memberikan dukungan dan terus membimbing mahasiswa. Apabila ada perlombaan karya tulis ilmiah, maka bimbingan akan dilakukan lebih intens. Mahasiswa juga saya minta untuk mempresentasikan karya tulis ilmiahnya untuk saya beri masukan,” katanya.
Selain bidang penalaran, bidang kesenian dan bidang olahraga juga turut dibina, bahkan memiliki jadwal latihan rutin. Menurutnya, prestasi mahasiswa dapat dikembangkan dari berbagai aspek, tidak hanya penalaran, namun juga seni dan olahraga.
“Dengan capaian ini, saya harap mahasiswa mampu menggali dan mengenali minat bakat yang dimilikinya agar terus berprestasi di bidangnya masing-masing,” harapnya.
Salah satu anggota tim proyek kewarganegaraan PPKn FKIP Unpas, Zulfa Ajda Khoiriya mengaku bangga dan bersyukur meski belum memperoleh hasil akhir maksimal. Terlebih, ini pertama kali dirinya mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional.
“Bagi saya dan anggota tim yang masih minim pengalaman, ini menjadi sebuah kehormatan dan pengalaman berharga, sekaligus langkah awal untuk terus berproses ke depannya,” ujarnya.
Dalam ajang ini, Zulfa berupaya mempersiapkan materi dan mental sebaik mungkin. Ia juga menjadikan pencapaiannya sebagai tantangan yang memacu adrenalin untuk mendobrak diri dan mencoba hal-hal baru.
Sama seperti Zulfa, Angestiya dan Mirazein juga semakin terpacu untuk lebih berprestasi dan berproses ke depannya. Mereka yakin dapat berkembang dan menepis rasa takut, tidak percaya diri, maupun gugup saat menghadapi perlombaan. (Reta)*