BANDUNG, unpas.ac.id – Setelah mengukuhkan tiga guru besar pada 27 April 2024 lalu, Universitas Pasundan (Unpas) kembali mengukuhkan dua guru besar pada Sabtu (4/5/2024) di Aula Mandala Saba Ir. H. Djuanda, Kampus II Unpas. Kedua guru besar tersebut yaitu Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Biologi Prof. Dr. Cartono, S.Pd., M.Pd., M.T. dan Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Mesin Prof. Dr. Ir. Hery Sonawan, M.T.
Prof. Cartono menyampaikan orasi ilmiah mengenai “Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan untuk Masa Depan Indonesia dan Dunia dalam Perspektif Pendidikan, Agama dan Budaya. Sedangkan Prof. Hery menyampaikan orasi ilmiah mengenai Inovasi Teknologi Desalinasi dan Pemurnian Air untuk Indonesia yang Lebih Sehat.
Rektor Universitas Pasundan Prof. Dr. H. Azhar Affandi, S.E., M.Sc. mengatakan bahwa hari ini telah mengukuhkah guru besar yang ke-39 dan ke-40 di lingkungan Unpas. Prof. Hery merupakan guru besar pertama untuk Prodi Teknik Mesin dari Fakultas Teknik. Sedangkan Prof. Cartono merupakan guru besar kedua untuk Prodi Pendidikan Biologi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
“Unpas masih menyandang guru besar terbanyak di wilayah LLDikti IV Jabar dan Banten,” kata Prof. Azhar.
Menurutnya gelar guru besar menjadi spirit dalam melahirkan insprasi baru dan karya yang brilian untuk masyarakat. “Unpas sangat bersyukur dan bangga menyandang guru besar terbanyak. Kami berharap Unpas terus melahirkan karya ilmiah yang bermutu,” harapnya.
Kemudian Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan sekaligus Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si. dalam sambutannya berharap guru besar bisa berbuat sesuatu. Serta harus mengantisipasi dengan perubahan lingkungan. Diantaranya dinamika dan perubahan global, perubahan budaya, pengembangan kompetensi dan lain sebagainya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IV Jawa Barat dan Banten Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T., IPU. menyampaikan dalam catatannya Unpas merupakan universitas paling produktif dalam menghasilkan guru besar. Ia berharap guru besar yang baru dikukuhkan ini bisa memiliki dua hal.
“Saya harap bisa dibarengi dua hal. Pertama produktif menghasilkan lulusan yang berkualitas. Jangan sampai hanya memproduksi sarjana saja, tapi kita harus memproduksi sarjana yang produktif. Kedua, tentu juga kami menitipkan selain menghasilkan lulusan yang berkualitas, kami juga mengharapkan keilmuan dalam pembangunan juga produktif,” harap Samsuri.
Menurut Samsuri, guru besar harus terikat dalam pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan produktif dalam menerapkan Iptek dalam pembangunan. Artinya harus terlibat dalam proses pembaharuan. (Rani)