BANDUNG, unpas.ac.id – Instuktur Nasional KPT Kemendikbudristek RI yang juga Wakil Rektor Bidang Belmawabud Universitas Pasundan, Dr. Cartono, S.Pd., M.Pd., M.T. menjadi salah satu pemateri pada kegiatan Bimtek Akselerasi Implementasi MBKM Mandiri Bagi Perguruan Tinggi di LLDIKTI Wilayah IV, Selasa (7/11/2023).
Kegiatan kolaborasi antara Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek, KMM Mandiri, dan mitra ini berlangsung di Universitas Islam Bandung (Unisba) yang diikuti perwakilan dosen dari 100 PTS di wilayah Jabar-Banten.
Pada sesi pemaparan materi Transformasi Pendidikan Tinggi Melalui Kebijakan MBKM dan Keberlanjutannya, Dr. Cartono mengulas tentang “Konsep Dasar Rekonstruksi Kurikulum-Transformasi Pendidikan Era Kampus Merdeka Menuju MBKM Mandiri”.
Ia mengemukakan, pentingnya dosen untuk mampu memahami dan merekonstruksi kurikulum yang sudah berorientasi pada KKNI dan OBE, kemudian diadaptasi kembali dengan kebijakan MBKM.
“Sehingga jangan salah kaprah tidak ada istilah ‘Kurikulum Merdeka atau MBKM’ di perguruan tinggi, karena MBKM merupakan kebijakan yang memberikan hak belajar 3 semester kepada mahasiswa untuk memperoleh kompetensi tambahan,” paparnya.
Ia menilai, akselerasi MBKM penting karena berkaitan dengan kualitas perguruan tinggi yang mampu menciptakan mahasiswa dengan kemampuan dan keterampilan, serta memiliki daya saing.
Dari program tersebut, perguruan tinggi diharapkan mampu memahami dan merumuskan transformasi MBKM yang mandiri dan berkelanjutan untuk mengakselerasi capaian IKU dan rekognisi internasional program studi.
“Yang terpenting adalah, bagaimana menjawab pertanyaan mahasiswa bisa apa? Untuk bisa menjawab bisa apa, berarti harus memberi apa. Hal itulah yang perlu kita rumuskan dan pikirkan bersama,” lanjutnya.
Buka Peluang bagi Mahasiswa
Penerapan MBKM secara maksimal akan memberikan peluang dan kesempatan besar bagi mahasiswa untuk menjawab tantangan saat ini. Untuk itu, berkegiatan di luar kampus menjadi sangat penting.
“Tidak semua permasalahan di masyarakat tersaji dalam kurikulum atau bangku kuliah, justru berbagai kegiatan seperti kemahasiswaan, KKN tematik, magang, wirausaha, dan lain sebagainya yang bisa menjadi jawaban,” terangnya.
Menurutnya, Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi semakin memberikan keleluasaan kepada perguruan tinggi untuk melakukan inovasi dan pengembangan kurikulum. Hal itu yang perlu dimanfaatkan dan dimaksimalkan sebaik mungkin.
Di samping itu, ia juga menekankan, pengembangan dan penyegaran kurikulum harus merujuk kepada Pancasila dan UUD 1945, sehingga sejalan dengan cita-cita pendidikan nasional.
“Output dari kurikulum tidak hanya menciptakan lulusan atau mahasiswa yang memiliki kecerdasan intelektual saja, namun dibarengi dengan kemampuan spiritual, sehingga menjadi insan cerdas dan berakhlak mulia yang sejalan dengan tujuan pendidikan tinggi,” katanya.
MBKM untuk Adaptasi Pendidikan
Direktur Belmawa Kemendikbudristek RI, Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T. dalam sambutan sekaligus pembukaan acara menyampaikan, perguruan tinggi memiliki potensi dan dampak tercepat dalam membangun SDM unggul, sehingga perannya sangat dibutuhkan masyarakat.
“Sejak 2020, Kemendikbudristek meluncurkan 9 episode MBKM yang berfokus pada transfromasi pendidikan tinggi. Upaya ini dilakukan untuk adaptasi pendidikan yang lebih cepat,” ujarnya.
Transformasi standar dan akreditasi yang memberikan keleluasaan untuk perguruan tinggi dalam berinovasi telah melahirkan beragam kreativitas dan kolaborasi yang cukup tinggi, sehingga program ini perlu dilanjutkan dan dikembangkan.
Sejak diluncurkannya program MBKM, sudah tercatat lebih dari 265 ribu mahasiswa yang melaksakanan pendidikan di luar prodi dan kampus, serta lahir ribuan kolaborasi penelitian yang melibatkan lebih dari 33 ribu mahasiswa dan 5 ribu dosen.
“Maka, keberhasilan program ini dibutuhkan dorongan dari perguruan tinggi untuk menciptakan kurikulum yang inovatif, adaptif, dan kolaboratif,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala LLDIKTI IV yang diwakili oleh Kepala Pokja Akademik dan Riset Agus Gumilar., S.T., M.Kom. dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memastikan program MBKM bisa terus berjalan, bukan hanya pada periode kementerian saat ini saja, namun berlanjut di masa yang akan datang.
Kegiatan ini juga guna memperkuat pemahaman bagi para dosen terkait program MBKM dan mengembangkan kolaborasi, baik antar perguruan tinggi, DUDI, maupun lembaga lainnya.
“Kami ingin menjamin keberlanjutan MBKM, agar perguruan tinggi secara mandiri bisa melakukan atau mengimplementasikan program ini dengan baik,” paparnya. (RicoB)