BANDUNG, unpas.ac.id – Dekan Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (FISS) Universitas Pasundan Dr. Hj. Senny Suzanna Alwasilah, M.Pd. menerbitkan buku kumpulan puisi berjudul Ziarah Rindu. Buku cetakan FISS Press ini berisi 54 puisi yang dikemas dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris.
Sesuai judulnya, sekitar 80 persen puisi yang tersaji dalam buku ini bertema kerinduan. Setiap puisi menyuguhkan komposisi yang manis dan liris, serta mengalirkan sensitivitas dan renungan rasa rindu.
Dr. Hj. Senny Suzanna Alwasilah, M.Pd. yang juga President of Asian Women Writers Association (AWWA) ini menyampaikan, butuh waktu kurang lebih satu tahun untuk mengumpulkan dan menulis puisi hingga bisa diterbitkan menjadi sebuah buku.
“Persiapannya cukup lama, sekitar satu tahun karena untuk mengumpulkannya juga perlu waktu. Ditambah, bagi saya, menulis puisi lebih sulit daripada membuat cerita pendek (cerpen),” katanya di Kampus IV Unpas, Jalan Dr. Setiabudhi, Bandung, Rabu (31/3/2021).
Hal yang mendorongnya untuk menulis buku kumpulan puisi tak lain karena semangat dan bentuk kasih kepada orang-orang tersayang. Menerbitkan buku berisi karya sendiri menjadi ekspektasi terbesar yang akhirnya dapat diwujudkan.
Buku Ziarah Rindu merupakan karya pribadi pertama yang diterbitkan. Sebelumnya, karya-karyanya terbit dalam buku antologi puisi yang ditulis bersama penyair lain.
“Puisi-puisi di buku ini saya tulis sendiri. Saya ingin punya buku sendiri, karena lebih dari 10 buku kumpulan puisi yang memuat karya saya ditulis bersama penyair lain,” tuturnya.
Uniknya, buku kumpulan puisi ini menyajikan dua bahasa. Di sebelah kiri puisi berbahasa Indonesia, sedangkan di sebelah kanan diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Buku ini rencananya juga akan dibuat menjadi trilogi atau tiga seri dengan tema yang sama.
Dari 54 puisi dalam buku Ziarah Rindu, karya berjudul Sepasang Jiwa dan Hadiah Ulang Tahun untuk Suamiku di Keabadian merupakan dua puisi yang paling disukai. Keduanya tersusun atas bait-bait yang sangat menyentuh dan mewakili rasa rindu.
Selain menerbitkan buku Ziarah Rindu, saat ini Dekan FISS juga tengah menggarap kumpulan Haiku atau puisi Jepang. Haiku merupakan puisi tiga bait yang memiliki struktur berupa 5-7-5 suku kata.
“Saya sudah mengumpulkan 100 Haiku dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Ini lebih sulit dari membuat puisi biasa, karena dalam Haiku harus ada Kigo, yaitu kata yang melambangkan musim atau alam. Jika diterjemahkan ke bahasa Inggris juga aturannya harus 5-7-5,” tambahnya.
Menurutnya, dalam membuat Haiku diperlukan ketekunan dan latihan secara rutin. Sebab, isi pesan dan konklusi mesti tersampaikan hanya dalam tiga bait puisi singkat.
“Saya bergabung dengan HaikuKu Indonesia, sebuah komunitas penulis Haiku yang saat ini sudah memiliki lebih dari 10 ribu anggota. Di sini, anggota dapat berlatih dengan mengirimkan hasil karya setiap hari yang nantinya akan dikoreksi,” tutupnya.
Buku kumpulan Haiku ditargetkan rampung disunting secepatnya agar dapat segera diterbitkan. Kumpulan Haiku akan menjadi buku kedua setelah Ziarah Rindu yang diterbitkan FISS Press. (Reta Amaliyah S)*