BANDUNG, unpas.ac.id – Indonesia menempati urutan ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Dilansir dari aptika.kominfo.go.id, pada 2021, pengguna internet di Indonesia meningkat 11 persen dari tahun sebelumnya, dari 175,4 juta menjadi 202,6 juta.
Peningkatan ini tentunya perlu diimbangi dengan pemahaman beraktivitas di ruang digital, di antaranya mengenai keamanan digital, budaya digital, kemampuan teknis mengoperasikan media digital, hingga etika digital.
Dalam berselancar di media digital, hal yang kerap diabaikan oleh para pengguna internet yaitu footprint atau jejak digital. Bentuknya beragam, dapat berupa riwayat pencarian internet, postingan (teks, foto, video), lokasi yang dikunjungi, hingga persetujuan akses cookies dalam perangkat.
Warganet mesti memahami dampak serta implikasi positif dan negatif dunia digital. Jejak digital sangat mungkin dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab untuk menjatuhkan reputasi seseorang. Lalu bagaimana cara melindungi jejak digital? Berikut langkah-langkahnya menurut Dosen Teknik Informatika Unpas, Ferry Mulyanto, ST., M.Kom.
1. Hapus riwayat cache dan cookies
Cache dan cookies muncul saat akan menghapus riwayat jelajah (history) pada browser. Cache berfungsi untuk menyimpan data situs yang pernah dikunjungi. Sedangkan cookies untuk menyimpan data username dan password saat login. Cache dan cookies harus dihapus untuk mengurangi risiko orang lain mengetahui web apa saja yang diakses.
2. Hapus akun lama
Hapus akun sosial media, akun game, atau akun lain yang sudah tidak digunakan. Seringkali kamu mendaftar banyak akun dengan menyertakan nama lengkap, email, hingga memasukkan nomor telepon, namun pada akhirnya akun yang dibuat terbengkalai karena tidak terpakai.
Akun tersebut masih menyimpan data dirimu. Untuk itu, apabila memungkinkan, hapus akun secara permanen. Jika tidak bisa atau tidak tahu bagaimana cara menghapus akun, maka ubah data di dalamnya dengan data palsu.
3. Pisahkan profil kerja dan profil pribadi
Agar tidak kebingungan dalam mengelola akun profil seperti email, buatlah beberapa akun yang dikhususkan untuk fungsi tertentu. Jangan mengandalkan satu akun untuk semua kebutuhan, karena selain berisiko, hal ini juga tidak efektif dan efisien. Buat akun email untuk kerja, mendaftar sosial media, penggunaan pribadi, dan sebagainya secara terpisah.
4. Aktif mengelola akun
Kelola akun dengan baik, perhatikan dengan siapa akun ditautkan. Seringkali, kasus pembobolan melalui email terjadi karena akun tertaut dengan web yang dapat dimanfaarkan untuk melakukan serangan siber.
5. Lindung email utama
Jika telah membuat beberapa akun sesuai kebutuhan, maka jangan lupa untuk mengamankannya. Beberapa penyedia layanan email memberikan fitur pengamanan akun seperti verifikasi dua langkah, dan sebagainya.
6. Lindungi perangkat yang digunakan
Lindungi perangkat smartphone, laptop, maupun komputer dengan menggunakan pin dan autentifikasi dua faktor jika memungkinkan. Jangan memakai password dan pin yang mudah ditebak seperti tanggal lahir atau nama orang terdekat.
7. Jangan login menggunakan akun sosial media
Banyak aplikasi mobile dan dekstop yang memudahkan pengguna untuk mendaftar akun hanya dengan sekali klik. Misalnya, menggunakan email atau akun sosial media. Sekilas, langkah tersebut memang simpel, namun secara tidak langsung kamu menyetujui pihak web untuk mengakses data dari akun sosial media milikmu.
8. Batasi membagikan data pribadi
Sosial media membuat banyak orang terhubung satu sama lain. Hanya dengan satu postingan, orang lain/followers akan mengetahui di mana, kapan, dan dengan siapa kamu saat ini. Pahami dampak dari postingan yang akan dibagikan.