BANDUNG, unpas.ac.id – Ada yang masih asing dengan istilah Metaverse? Belakangan ini, perbincangan terkait Metaverse mewarnai jagat maya. Maraknya perbincangan tersebut muncul setelah pendiri Facebook, Mark Zuckerberg mengubah nama perusahaannya menjadi Meta dan mengungkapkan visinya untuk membangun dunia virtual bernama Metaverse.
Dalam imajinasi Mark, Metaverse berwujud dunia virtual yang membawa pengalaman mendekati dunia nyata, bukan sekadar aplikasi semata. Untuk menghadirkan Metaverse, setidaknya ada lima teknologi yang akan dikombinasikan. Apa saja?
Dosen Teknik Informatik Universitas Pasundan yang juga YouTuber Web Programming Unpas, Sandhika Galih berbagi sekilas mengenai garis besar Metaverse.

Tren dan konsep Metaverse sebenarnya sudah muncul sejak lama. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi, Metaverse terus mendapatkan popularitas dan menarik perhatian perusahaan teknologi terkemuka.
“Metaverse merupakan aspek sosial, game, augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan mata uang digital yang memungkinkan individu untuk berinteraksi satu sama lain secara virtual. Kita bisa melakukan apapun seperti di dunia nyata, dari mulai bekerja, olahraga, hiburan, dan lain-lain,” jelasnya.
Semula, istilah Metaverse muncul dari sebuah novel fiksi ilmiah berjudul Snow Crash karya Neal Stephenson (1992) dan novel Ready Player One karya Ernest Cline (2011). Dalam kedua novel tersebut, Metaverse digambarkan sebagai ruang yang menghubungkan dunia virtual dan AR.
“Metaverse yang tadinya hanya cerita fiktif dalam novel, film, atau game, sekarang akan segera diwujudkan. Saya yakin ini tidak akan lama, dalam 5 sampai 10 tahun ke depan, kita bisa berinteraksi menggunakan Metaverse,” sambungnya.
Lantas, apa yang sudah dilakukan Facebook (Meta) untuk menyiapkan Metaverse? Sandhika mengatakan, hampir seluruh komponen pendukung yang diperlukan untuk merancang Metaverse sudah dimiliki Facebook.
“Dari komponen yang dibutuhkan, sepertinya Facebook sudah siap untuk membuat Metaverse, atau mungkin akan mengembangkan teknologi baru. Ini baru Metaverse yang versi Facebook, tentu ada perusahaan teknologi lainnya yang juga akan membuat Metaverse sendiri, seperti Microsoft, Google, MicroFox, dan masih banyak lagi,” terangnya.
Pertama, koneksi internet yang cepat dan. Saat ini, dunia sudah mempersiapkan jaringan 5G yang kemungkinan bisa digunakan 1-2 tahun mendatang.
Kedua, virtual reality, teknologi yang bisa membawa seseorang masuk ke dunia digital. Facebook sendiri telah memiliki produk Oculus, peranti layar untuk menampilkan realitas virtual yang membuat penggunanya bisa merasakan sensasi dunia maya seperti di kehidupan nyata.
Ketiga, augmented reality. Contoh paling mudah, teknologi AR kini banyak diaplikasikan dan ditemui pada fitur filter di Instagram, SnapChat, TikTok, maupun aplikasi lainnya. Facebook juga sudah mempunyai teknologi untuk membuat AR, yaitu Spark AR Studio.
Keempat, artificial intelligence (kecerdasan buatan). Metaverse perlu didukung dengan AI guna meniru fungsi kognitif manusia. Untuk teknologi AI, Facebook sudah punya laboratorium AI yang dapat diakses di laman ai.facebook.com.
Terakhir, mata uang digital. Di dalam Metaverse, nantinya akan ada transaksi keuangan yang memerlukan mata uang digital sebagai alat jual beli. Lagi-lagi, Facebook telah memiliki mata uang digital bernama Diem sebagai payment system dan dompet digital bernama Novi.
“Yang jelas, akan ada masa depan internet yang tidak bisa kita hindari. Minimal, kita harus tahu, siap, dan paham dengan perkembangan ini. Positifnya, Metaverse menawarkan segudang fitur-fitur canggih, tapi tentu tidak akan lepas dari masalah security dan keamanan data. Tetap adaptif, tapi jangan lupa selektif,” tutupnya. (Reta)*