BANDUNG, unpas.ac.id – Hari Pangan Sedunia 2023 dihadapkan pada kondisi yang kurang menggembirakan akibat kemunculan El Nino yang memicu peningkatan suhu global hampir di semua wilayah.
Kondisi ini meningkatkan risiko kekeringan, kekurangan air bersih, bahkan ancaman gagal panen. Untuk itu, diperlukan adanya pengembangan pangan lokal guna mengantisipasi menurunnya ketersediaan pangan.
Bersamaan dengan peringatan Hari Pangan Sedunia 2023, program Sarjana Teknologi Pangan, Fakultas Teknik dan Magister Teknologi Pangan, Pascasarjana Universitas Pasundan menginisiasi seminar nasional “Indigenous Knowledge untuk Pengembangan Kearifan Pangan Lokal” sebagai bentuk perhatian terhadap pangan lokal, Senin (23/10/2023).
Seminar ini menghadirkan Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc. sebagai Keynote Speaker, serta narasumber Ketua Umum GAPMMI Ir. Adhi S. Lukman dan Ketua Aliksa Organik SRI Consultant Ir. Alik Sutaryat, M.P. Keduanya dimoderatori oleh Dekan FT Unpas Prof. Dr. Ir. Yusman Taufik, M.P.
Wujudkan Keamanan, Ketahanan, dan Kedaulatan Pangan
Ketua Prodi Magister Teknologi Pangan Prof. Dr. Ir. Tien R. Muchtadi, M.S. menuturkan, pengetahuan civitas akademika di perguruan tinggi mengenai pengembangan kearifan pangan lokal sangat penting untuk transformasi sistem pangan berkelanjutan.
“Jadi indigenous knowledge-nya ada di kita (perguruan tinggi) dan saya harap hal tersebut akan ditindaklanjuti oleh mahasiswa. Pada kesempatan yang sama, kami juga membuka bazar produk pangan, pameran poster penelitian, dan konsultasi produk gratis untuk pelaku UMKM,” jelasnya.
Sejalan dengan Prof. Tien, Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU. juga mendukung pengembangan pangan lokal melalui indigenous knowledge. Sebab, menurutnya indigenous knowledge akan mewujudkan keamanan pangan, ketahanan pangan, dan berujung pada kedaulatan pangan suatu negara.
“Ke depan, indigenous knowledge harus dihilirisasikan menjadi explicit knowledge, karena tiap daerah tentu punya kearifan lokalnya masing-masing yang harapannya dapat ditinjau dan dikodifikasi agar masyarakat mempunyai akses pangan yang cukup, aman, dan bergizi,” ujarnya.
Strategi Pengembangan Kearifan Pangan Lokal
Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc., menilai, kearifan pangan lokal bukan sekadar sumber pangan, tapi juga berkaitan erat dengan aspek kultural, sosial, dan ekonomi masyarakat setempat.
Dalam konteks pengembangan pangan lokal, indigenous knowledge berperan menyebarkan pengetahuan dan teknologi, memperkuat perekonomian lokal, dan membantu konservasi sumber daya alam yang akhirnya mendorong ketahanan pangan.
“Untuk menjaga keberlanjutan kearifan pangan lokal, pengenalannya mesti dimulai sejak dini melalui pendidikan dan pelatihan, serta perlindungan HKI dan gerakan masyarakat peduli,” jelasnya.
Pengembangan pangan lokal dapat dilakukan dengan meningkatkan pasar lokal supaya produk pangan lokal lebih mudah diakses masyarakat, memberdayakan petani lokal untuk memacu jumlah produksi, dan melakukan promosi maupun edukasi kepada masyarakat tentang potensi dan keunggulan pangan lokal.
“Banyak sekali bahan pangan berbasis kearifan lokal yang bisa dikembangkan dan diinovasikan. Untuk itu, manfaatkan biodiversitas melalui pengembangan IPTEKS lokal-modern secara mandiri dan berkelanjutan, terutama untuk dijadikan bahan pangan dan obat yang bisa meningkatkan kualitas kesehatan dan imun tubuh anak bangsa,” tandasnya.