BANDUNG, unpas.ac.id – Menciptakan iklim kewirausahaan dan membangun daya saing usaha di kalangan UMKM masih menjadi isu strategis yang perlu diperhatikan. Terlebih, UMKM menyumbang peran penting dalam memajukan perekonomian Indonesia, khususnya di daerah.
Upaya pengembangan UMKM di antaranya dapat diimplementasikan melalui Program Penelitian Kebijakan MBKM dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Berbasis Hasil Penelitian yang diluncurkan Kemenbdikbudristek.
Salah satu tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Pasundan yang diketuai Dr. Yuce Sariningsih, M.Si. memanfaatkan hibah program tersebut untuk mengembangkan potensi kewirausahaan di Kelurahan Cijerah, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung.
Pengabdian yang dilakukan yaitu ‘Pengembangan Kewirausahaan dan Daya Saing Usaha Bandeng Isi Kelurahan Cijerah, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung’, bertempat di Toko Kue Mae Sari milik Rizki Rakhmadi.
Dalam kegiatan seminar hasil yang digelar di The Jayakarta Suite Hotel and Resort, Senin, (27/12/2021) lalu, ia memaparkan bahwa mitra pengabdian semula berjualan jajanan pasar, tetapi jumlah pembeli semakin menurun ketika masa pandemi, sehingga beralih ke produksi bandeng isi.
“Bandeng isi yang diproduksi kurang menarik dari segi pengemasan, jadi mesti ada peningkatan motivasi untuk bisa dikembangkan lagi. Ditambah, kualitas proses produksi juga banyak yang harus diperbaiki,” katanya.
Dari hasil identifikasi, pengelolaan pembukuan keuangan juga belum konsisten dan sistematis. Selain itu, pemasaran bandeng isi masih terbatas di toko milik pribadi maupun gerai-gerai kecil, bahkan produksinya sedikit tersisihkan karena pelaku usaha disibukkan dengan menjual jajanan pasar.
Untuk menjawab permasalahan di atas, ia bersama lima anggota timnya melakukan berbagai pelatihan, seperti pengenalan sociopreneur, pengelolaan usaha, perencanaan usaha, manajemen produksi, dan pembukuan keuangan.
“Kami juga mengadakan pelatihan desain produk, pelatihan perizinan usaha untuk memperoleh Nomor Induk Berusaha (NIB), Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), produk halal, uji laboratorium, masa simpan, dan nutrition pack,” tambahnya.
Langkah-langkah tadi diharapkan mampu memenuhi target untuk meningkatkan motivasi wirausaha dan manajerial, meningkatkan kemampuan pembukuan yang bank able, dan meningkatkan pengaturan waktu agar dapat memproduksi bandeng isi bersamaan dengan jajanan pasar.
“Karena pemasaran mereka belum menjangkau pasar online, jadi kami perkenalkan dengan pemasaran berbasis web. Kami juga buatkan web dan media sosialnya. Pelatihan manajemen produksi pun kami lakukan untuk menghasilkan produk bandeng isi yang lebih berkualitas dan higienis,” jelasnya.
Bukan hanya itu, tim PKM Unpas juga memberikan bantuan berupa peralatan untuk memproduksi bandeng isi supaya tidak bergabung dengan alat rumah tangga sehari-hari, salah satunya vacuum sealer.
“Kami membimbing pelaku usaha untuk menggunakan vacuum sealer agar bandeng isi yang diproduksi tahan lama dan higienis, sekaligus memberi penyuluhan tentang bagaimana menyelesaikan proses perubahan yang terjadi pada bahan atau produk,” tutupnya. (Reta)*